Innal hamda lillaah, nahmaduhuu wanastaiinuhuu wanastaghfiruh, wanauudzu billaahi min suruuri anfusinaa, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdillaahu falaa mudlillalah, waman yudlilhu falaa haadiyalah. Asyhadu allaa Ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, waasyhadu anna Muhammadan abduhuu warasuuluh. Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin. Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabi, yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu‘alaihi wa sallimuu tasliimaa. Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.
Oleh: DRS. H. ADE SYARMILI, M.SI
Disampaikan di Masjid Daarul Jannah, Cimanggu
Ma’asyiral Muslimin RahimakuÂmullah,
Marilah kita bersama-sama tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanu wa Ta’ala. BersyuÂkurlah bahwa kita semua masih diÂberi umur panjang, nikmat Iman dan rezeki yang senantiasa dilimÂpahkan kepada kita. Tak terasa tahun telah berganti, umur telah bertambah, sudahkah semua itu kita sertai dengan tambahnya iman dan taqwa? Bukankah AlÂlah telah menambahkan umur dalam hidup kita dan senantiasa memberikan kesempatan kepada kita untuk berubah dan hijrah dalam perubahan yang lebih baik. Mengapa kita tidak menambah keta’atan kepadanya?
Ikhwani Rahimakumullah,
Predikat iman dan taqwa inilah yang senantiasa kita syukuri, sebab iman dan taqwa itu adalah dua daun pintu bagi terbukanya rizki kita yang penuh barakah, bukan rizki yang haram yang dilaknat AlÂlah. Al-Qur’an menegaskan dalam QS:7 Al-Araf: 96 yang artinya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan berÂtaqwa, pastilah Kami akan meÂlimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabÂkan perbuatannya,â€
Ibnu Katsir menjelaskan syarat-syarat iman dan taqwa itu adalah hatinya beriman pada apa yang dibawa oleh Rasulullah, membenaÂrkan dan mengikutinya, bertaqwa dengan melaksanakan ketaatan-ketÂaatan dan meninggalkan perbuatan keharaman. (Tafsir III hal: 100)
Ikhwani rahima kumullah,
Diantara buah-buah iman bagi kaum Mukminin antara lain adalah:
Pertama, taqwa itu sendiri, menjaga diri dari dosa, ancaman siksa, bahaya dan membuka pintu rizki. Karenanya, Allah berfirman (QS; Ath Thalaq : 2-3) yang artinya:
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakÂkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melakÂsanakan urusan (yang dikehendaÂki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengada-kan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.â€
Yang kedua, iman membuahÂkan pula taubat dan istighfar; yang akan menebar rizki untuk kita sekalian. Amiril Mukminin Umar dalam beristisqa’ atau memohon rizki, hanyalah dengan istighfar (Ruhul Maani, 29/72-73)
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang memperÂbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) niscaya Allah menjaÂdikan untuk setiap kesedihan jalan keluar, untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memÂberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka “(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah)
Allah menegaskan pula dalam (QS: Hud: 3) yang artinya:
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertauÂbat kepadaNya. (Jika kamu mengerÂjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang memÂpunyai keutamaan (balasan) keuÂtamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.â€
Ikhwani rahima kumullah,
Itulah langkah taubat yang meÂnyesali dan menghentikan dosa dan maksiat, kemudian mengÂgantikannya dengan amal shalih dan keridhaan sesama. Ketiga: Iman membuahkan tawakkal, yaitu berusaha dengan disertai sikap menyandarkan diri hanya kepada Allah yang memberikan kesehatan, rizki, manfaat, bahaya, kekayaan, kemiskinan, hidup dan kematian serta segala yang ada.
Tawakkal ini tentu akan memÂbukakan rizki dari Allah, sebÂagaimana janjinya dalam QS: 65 At-Thalaq: 3):
“Dan barangsiapa yang bertÂawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya,â€
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memberikan contoh tenÂtang bertawakkal yang sesungguhÂnya dengan bersabda:
“Sungguh seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakal niscaya kalian akan diberikan rizki sebagai-mana rizki-rizki burung-burung, mereka beÂrangkat pergi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang†(HR. Timidzi No. 2344).
Ikhwani rahima kumullah!
Keempat: Iman dan taqwa membuahkan taqarrub yang beruÂpa rajin mengabdi bahkan sepenuhÂnya mengabdi beribadah kepada Allah lahir bathin khusu dan khudÂhu. Beribadah yang sepenuhnya akan dapat membuka rizki Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah ShaÂlallaahu alaihi wasalam:
“Rabb kalian berkata; Wahai anak Adam! Beribadahlah kepaÂdaKu sepenuhnya, niscaya aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam! Jangan jauhi Aku, sehingga aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukanâ€. (HR. Al-HaÂkim: Silsilah Al-Hadits Ash-ShahiÂhah No. 1359).
Jamaah Jum’ah rahima kumullah
Kelima: Iman dan taqwa memÂbimbing hijrah fisabilillah. PerubaÂhan sikap dari yang buruk kepada sikap kebaikan, atau hijrah adalah perpindahan dari negeri kafir, menuju negeri kaum Muslimin, menolong mereka untuk mencaÂpai keridhaan Allah (Tafsir Manar, 5: 39)
Hijrah ini membukakan pintu rizki Allah dengan janjiNya dalam surat An-Nisa ayat 100 yang artiÂnya:
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian keÂmatian menimpanya (sebelum samÂpai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya diÂsisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.â€
Jamaah Jum’ah rahima kumullah
Keenam: Iman dan Taqwa membuahkan gemar berinfaq: Yaitu infaq yang dianjurkan agaÂma, seperti kepada fakir miskin, untuk agama Allah. Infak manjadiÂkan pintu rizki terbuka, Allah SubÂhanahu wa Ta’ala berjanji dalam (QS: Saba: 39)
Artinya: Katakanlah: “SesungÂguhnya Rabb-ku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendakiNya diÂantara hamba-hambaNya dan meÂnyempitkan (siapa yang dikehendaÂkiNya)â€. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.â€
Meskipun sedikit, tetap diganti di dunia dan di akhirat (Tafsir Ibnu Katsir 3/595) jaminan Allah pasti lebih disukai orang yang beriman dari pada harta dunia yang pasti akan binasa (lihat At-Tafsir: Al- Kabir, 25:263) dan berinfak adalah sesuatu yang dicintai Allah (lihat tafsir Takrir wat Tanwir, 22:221).
Para malaikat mendoakan:
“Ya Allah, berikanlah kepada orang-orang berinfak ganti†(HR. Bukhari No. 1442).
Dari Sabda Rasulullah:
“Bukankah kalian diberi rizki karena sebab orang-orang lemah diantara kalian?†Begitu juga terÂmasuk kelompok dhaif orang-orang yang mempelajari ilmu (lihat tafsir Al-Manar, 3:38).
Ikhwani Rahima kumullah,
Kemudian Ketujuh, Iman dan Taqwa membuahkan pula gemar bersilaturahmi yaitu berbuat baik kepada segenap kerabat dari garis keturunan maupun perkawinan dengan lemah lembut, kasih dan melindungi (Muqatul Mafatih, 8/645). Silaturahim ini menjadi pintu pembuka rizki adalah kareÂna sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam:
“Siapa yang senang untuk dilaÂpangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahmiâ€. (HR. Bukhari).
Silaturahim ini menyangkut pula kerabat yang belum Islam atau yang bermaksiat, dengan usaha menyadarkan mereka, buka mendukung kemungkaran atau keÂmaksiatannya. Namun bila mereka semakin merajalela dengan cara silaturahim ini maka menjauhi adalah yang terbaik, namun tetap kita mohonkan hidayah.
Kedelapan, melaksanakan ibaÂdah haji dengan umrah, atau umÂrah dengan hajji yang tulus hanya mengharap ridha Allah SubhanaÂhu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam:
“Lanjutkanlah haji dengan umrah, karena sesunguhnya kedÂuanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat hilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan Surga.â€
Alhamdulillahiladzi arsala rosu
lahu bilhuda wa dinilhaq, liÂyudhirohu ‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun. AsyahduÂalla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosulahu. Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimÂuun.
Sidang jum’at rahimakumullah,
Terakhir marilah kita simÂpulkan agar kita senantiasa ingat apa yang menjamin kita untuk memperoleh rizki Allah yang berkah di dunia dan akhirat. Yaitu Taqwallah, Istiqhfar dan Taubat, Tawakal, Taqarrub dengan ibadah berhijrah, berinfaq, silaturrahim dan segera melaksanakan haji.
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin,wa ‘alaa aaliÂhii waash haabiihii ajmaiin. Alhamdulillahirobbil’alamin. AlÂlohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat. RobbaÂna dzolamna anfusana, wailamtaghÂfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.
Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihÂsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruÂun. Fadzkuruulloohal’adziim yadzÂkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.