Produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, mengaku optimistis menyambut pasar pada semester kedua 2015. Pihaknya pun akan melakukan sejumlah manuver untuk menggairahkan pasar semen yang sebelumnya mengalami kelesuan lantaran terimbas dari perlambatan pertumbuhan
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Presiden DirekÂtur Indocement, Christian KarÂtawijaya, mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penjualan semen di Tanah Air tengah menurun hingÂga 4 persen sepanjang Januari- Mei 2015. Sementara Indocement menurun hingga 9 persen. “Awalnya kami menargetkan pertumbuhan 4-5 persen hingga akhir tahun ini. Namun, karena penurunan itu kami melakukan revisi target. Hingga akhir 2015 kami prediksikan tumbuh 0 persÂen atau sama dari tahun sebelÂumnya atau kalaupun tumbuh ya maksimal 2 persen. Kami rasa itu target yang realistis kalau melihat kondisi pasar saat ini,†ungkap Christian kepada BOGOR TODAY di sela buka puasa bersama awak media regional Bogor di Wisma Indocement, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Penurunan penjualan juga tidak hanya dialami Indocement. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, Holcim Indonesia juga mengalami hal yang sama dengan Indocement. Holcim membukuÂkan penjualan 3,19 juta ton pada Januari-Mei 2015 atau turun 5,6 persen dibandingkan dengan 3,38 juta ton pada periode sama 2014. Sementara itu, Semen Indonesia membukukan penjualan semen sebanyak 10,09 juta ton pada 5 bulan pertama tahun ini atau tuÂrun 3,73 persen dibandingkan dengan 10,48 juta ton pada periÂode yang sama 2014.
Meski demikian, Christian mengaku optimistis menyambut pasar semester kedua tahun ini. Ada banyak faktor yang mempenÂgaruhi prediksi gairah pasar seÂmen itu. “Tahun lalu biasanya Mei sudah mulai naik. Tapi tahun ini tidak. Kami harapkan pasca lebÂaran bisa tumbuh karena sudah masuk musim kering, dana sudah turun, tender sudah dilakukan dan proyek sudah mulai jalan. Kalau lancar kita akan take off,†jelasnya.
Ia menambahkan, tren baru pun akan muncul pada pasar seÂmen nasional. “Kami melihat keÂmungkinan ada tren baru, kompoÂsisi semen akan berubah. Saat ini, 79 persen penjualan masih dikuaÂsai semen kemasan (bag) dan 21 persen semen curah (bulk). Nah, pada Mei ini mulai terlihat peningÂkatan pada persen curah menjadi 32 persen dan 68 persen bag. Itu mendakan konsumsi infrastrukÂtur pelan-pelan akan menjadi perÂanan penting,†tandasnya.
Unggul di Gedung Tinggi
Hasil survei JP Morgan terhaÂdap proyek pembangunan gedung tinggi di Jakarta menunjukan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) unggul dalam kompetisi penjualan semen Ready Mix ConÂcrete (RMC) dengan produsen seÂmen lainnya, karena lokasi pabrik Indocement yang paling dekat ke Jakarta.
Sekitar 75 persen proyek pemÂbangunan gedung tinggi di jakarta yang sedang berjalan sekarang ini menggunakan semen Ready Mix Concrete (RMC) “Pionir†dari InÂdocement, sementara 8 persen proyek menggunakan produk “Semen Merah Putih†dari PT CeÂmindo Gemilang. Sisanya mengÂgunakan brand perusahaan lain.
Berdasarkan wawancara JP Morgan dengan sejumlah manaÂjer proyek, faktor yang menentuÂkan dalam memilih produk ready mix concrete atau biasa disebut semen curah (bulk) adalah harga dan waktu yang singkat dalam deÂlivery.
Semen Merah Putih menawarÂkan harga paling murah tetapi hanya bisa melakukan pengiriÂman semen yang sampai di JakarÂta di malam hari, mengingat lokaÂsi pabriknya di Ciwadan, Banten, yang berjarak 110 km dari Jakarta. Pabrik Indocement di Citeureup, Bogor berjarak 45 km dari Jakarta.
“Kita percaya pasar seÂmen bulk akan tumbuh lebih cepat dibanding pasar semen kanÂtong dalam 12 sampai 48 bulan kedepan, berdasarkan perkiraan kontraktor-kontraktor proyek,†laporan survei JP Morgan mengaÂtakan.
Sementara itu, Presiden DirekÂtur Indocement, Christian KarÂtawijaya mengungkapkan bahwa hasil tersebut akan semakin memÂbuat Indocement terpacu untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. “Starategi kita yakni selain memberikan kualitas produk yang baik, juga untuk mendapatkan produk seÂmen Tiga Roda sangat mudah karena sudah tersebar di mana-mana,†katanya.
Indocement, lanjut dia, juga terus meningkatkan kapasitas produksi dengan target mencapai 33 juta ton pada akhir 2020 melaÂlui pembangunan dua pabrik baru di Pati dan Kalimantan.
Direktur Utama IndoceÂment Christian Kartawijaya mengatakan perseroan memiÂliki rencana untuk menambah kapasitas produksi hingga 12,5 juta ton dalam 5 tahun ke depan. Pada akhir tahun ini, pabrik seÂmen P-14 di Citeureup Bogor akan mulai berproduksi dengan kapasitas 4,4 juta ton per tahun. “Paling lambat awal Januari 2015 sudah mulai beroperasi,†tanÂdasnya.
(Apriyadi Hidayat)