JAKARTA TODAY – Presiden FinÂlandia, Sauli Niinisto, bakal bertamu ke Indonesia mulai 3 hingga 4 NoÂvember 2015. Menteri Luar Negeri Finlandia, Timo Soini, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, RetÂno LP Marsudi, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/11/2015).
“Besok Presiden Finlandia akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungan ini, delÂegasi akan disertai dengan 11 pelaku bisnis besar,†ujar Retno sesaat setelah bertemu dengan Soini.
Retno lantas menjabarkan bahÂwa 11 perusahaan tersebut mewakili sektor sumber daya bersih dan efisien, infrastruktur, manajemen pelabuhan, serta teknologi informaÂsi dan komunikasi.
Soal kerja sama di bidang sumÂber daya, menurut Retno, salah satu bidang yang akan ditekankan adalah soal pengolahan lahan gambut.
Retno mengatakan, Finlandia memiliki keahlian dalam mengolah gambut menjadi energi. Bahkan, kata Retno, 5-7 persen energi di FinÂlandia berasal dari lahan gambut. “Nama negara mereka saja sebenaÂrnya dari kata pete land karena sepÂertiga lahan mereka terdiri dari gamÂbut. Karena kita juga punya cukup banyak lahan gambut, hal seperti ini jelas merupakan bidang yang bisa dikerjasamakan,†tutur Retno.
Untuk membahas masalah sumÂber daya lebih lanjut, esok Soini akan bertemu dengan Menteri EnerÂgi dan Sumber Daya Mineral RepubÂlik Indonesia, Sudirman Said.
Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia, Elias Ginting, semua pihak perusahaan yang hadir memiliki jabatan setingÂkat CEO. “Semua perusahaan itu diÂwakili orang nomor satu-nya karena mereka sangat selektif dan serius. Pada waktu seleksi peserta, disamÂpaikan bahwa minimum CEO-nya,†kata Elias.
Menurut Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triansyah Djani, kesÂebelas wakil tersebut memang berÂasal dari perusahaan besar.
“Di antaranya ada Nokia, Kone Cranes, Neste Oil. Perusahaan-peruÂsahaan sangat besar,†ucap Trian.
Retno menganggap kunjungan delegasi Finlandia sangat penting untuk meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara. “PerdaÂgangan kita meningkat, sekarang sekitar US$780 juta. Investasi FinÂlandia juga meningkat dari sebelumÂnya hanya US$800 ribu, sekarang US$3,6 juta,†tutur Retno.
“Ada banyak kesempatan terÂbuka antara keduanya yang bisa diÂambil, termasuk kerja sama bidang pendidikan. Kami membawa banÂyak perusahaan besar ke sini karena banyak kesempatan kerja sama di Indonesia,†kata Soini.
Selain masalah kunjungan deleÂgasi Finlandia, Retno dan Soini juga membahasn kemungkinan bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomat. Tak hanya itu, Retno juga menanyakan kemungkinan beÂbas visa Schengen bagi pemegang paspor hijau.
Menurut Retno, Finlandia menÂdukung Indonesia untuk mendapatÂkan kebijakan bebas visa Schengen. Finlandia juga akan menyampaiÂkan dukungan ini ke Brussels, BelÂgia, selaku ibu kota Uni Eropa. “Ini sedang dalam proses, tapi dalam pembahasan dan pendekatan kita dengan masing-masing negara Uni Eropa dan melalui Brussels. Sejauh ini ,jawaban yang saya terima dari direktur kekonsuleran, responsnya cukup positif,†papar Retno.
(Yuska Apitya/net)