JAKARTA, TODAY—Kondisi perekonomian global masih gonÂjang-ganjing. KetiÂdakpastian yang berdampak pada perlambatan ekoÂnomi dunia dipicu banyak hal dari keÂluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), sampai isu terorÂisme. Namun, hal tersebut tidak terjadi di Indonesia.
“Kita lihat sendiri bahwa di dunia ini sekÂarang banyak kekhawatiran. Itu akibat dari kondisi pertentangan politik di beberapa negara, risiko terorisme, pengungsi, dan lainnya,†jelas GuberÂnur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardjojo,
dalam seminar Evaluasi Paket Kebijakan Ekonomi INDEF di Kampus STEKPI, Kalibata, JaÂkarta, Rabu (27/7/2016).
“Juga ketidakpastian dari Brexit yang jangka pendek sudah mereda, tetapi masih diliputi ketidakpastian dalam jangka menengah, panjang. Karena harus ada renegosiasi ulang Inggris dan negara Uni Eropa,†tambahnya.
Agus melanjutkan, perÂlambatan ekonomi di banyak negara tersebut seperti tak berpengaruh banyak pada perekonomian Indonesia. “Di Indonesia masih stabil, bahkan menunjukkan perbaiÂkan. Ekonomi kita terjaga dan sekarang kita melihat perbaiÂkan struktural yang dilakukan pemerintah. Tak hanya memÂperbaiki sektor riil, tapi juga fiskal dan moneter,†ujarnya.
Mantan Menteri Keuangan ini menuturkan, masih kuatÂnya fundamental ekonomi Indonesia bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga dengan baik dari target. “Di tengah situasi global yang tidak menentu, kita harus bersyukur kita tak hanya stabil saja, bahkan menunjukkan arah perbaikan. Sampai semester kedua 2016 kira-kira ada di kisaran perÂtumbuhan 5-5,4%, lebih tinggi dari 2015 yang ada di 4,8%,†terang Agus.