Untitled-3BOGOR, Today – Kabupaten Bo­gor mulai menjadi primadona bagi para investor untuk mena­namkan modalnya. Tercatat, investasi hingga pekan ketiga Desember 2015 mencapai Rp 8,5 triliun sekaligus melampaui tar­get Rp 4,8 triliun.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupat­en Bogor, Yani Hasan mengung­kapkan, realisasi investasi sepan­jang tahun ini merupakan nilai kumulatif yang bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Dari PMA investasi yang masuk mencapai Rp 3,8 triliun sedangkan PMDN menyentuh angka Rp 4,6 triliun yang di­dapat lewat pengolahan Sistem Pelayanan Informasi dan Periz­inan Investasi Secara Elektronik maupun Layanan Informasi Perizinan Secara Elektronik dari periode triwulan I hinggan tri­wulan IV.

“PMDN dari investasi elek­tronik mencapai Rp 2,7 triliun dan investasi elektronik Rp 1,9 triliun. Pencapaian ini lewat ber­bagai upaya untuk menjaring investro. Salah satunya Bogor Economic Summit (BES) yang signifikan mengangkat laju in­vestasi kita,” kata Yani Hasan.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Ia menambahkan, sektor perumahan dan industri masih mendominasi realisasi investasi di Bumi Tegar Beriman. PMA dari keduanya saja mencapai Rp 1,9 triliun. Belum ditambah industri logam dasar, barang lo­gam, mesin elektronik, mineral non logam, makanan dan tekstil sebesar Rp 1,2 triliun.

“Perumahan dan industri ma­sih diminati investor asing. Nah, kalau investor dalam negeri lebih ke industri alat angkutan dan transportasi,” tambahnya.

Menurutnya, investasi di Ka­bupaten Bogor masih ketinggalam dibanding wilayah tetangga. Saat ini, Bumi Tegar Beriman men­duduki peringkat kelima. Semen­tara Kabupaten Bekasi nangkring di posisi pertama disusul Kabupat­en Karawang, Kabupaten Purwa­karta dan Kabupaten Sukabumi.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Ya, kita masih di peringkat lima. Makanya, untuk mendong­kraknya, memerlukan dukungan semua pihak. Kami juga terus merampingkan pola perizinan dari 3 bulan menjadi 1 bulan,” tegas Yani.

Sementara Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Hen­drayana menegaskan, meski ca­paian investasi terlihat positif, pembenahan harus terus dilaku­kan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor agar investor terus bermi­nat menanamkan modalnya.

“Memang terlihat positif. Tapi bukan berarti harus puas. Pembenahan harus dilakukan seperti membenahi kawasan in­dustri, ketersediaan air dan lis­trik yang baik. Kemudian UMK yang saling menguntungkan dan perizinan yang mudah dan cepat,” ungkap Hendrayana.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================