Untitled-5Dugaan ada permainan lelang kembali tercium di kegiatan pembangunan gedung dewan. Pasalnya, sampai dengan saat ini proyek yang menyedot kas daerah Rp 17 miliar tidak diminati oleh para kontraktor.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH

Hal itu diungkapkapkan oleh Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Kha­dafi. Ia menuding para kontraktor bukan malas mengikuti lelang karena waktu yang mepet, tapi karena mereka sudah mengeta­hui jika pemenang tender ruang pari­purna sudah diketahui sebelumnya.

“Sepi karena para penyedia jasa sudah mengetahui siapa yang akan menang dalam lelang itu. Jadi dari­pada buang tenaga, lebih baik tidak ikut sama sekali. Soalnya kalau ikut, paling-paling cuma jadi penghibur saja,” jelas Uchok, Rabu (17/6/2015).

Lebih lanjut, Uchok menduga jika salah satu anggota dewan telah me­nitipkan satu perusahaan jasa kon­traktor untuk mengerjakan ruang paripurna itu.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Mungkin saja ada titipan. Makan­ya lelang yang harusnya dilakukan sejak Januari jadi molor hingga Juni. Kan kalau sudah mepet mereka jadi malas karena takut rugi kalau tidak kelar tepat waktu,” lanjut Uchok.

Ia melanjutkan jika Kantor Layan­an Pengadaan Barang dan Jasa (KLP­BJ) kembali menggelar lelang ulang, itu hanya sebuah sandiwara karena peserta lelang adalah salah satu pe­rusahaan yang telah dititipkan tadi.

“Kalau ada lelang lagi, itu Cuma sandiwara. Karena perusahan yang sudah dititpkan itu juga merupakan salah satu peserta lelang,” tegas Uchok.

Sebelumnya, Ketua Kamar Da­gang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bogor, Rudy Ferdian mengungkap­kan jika penyedia jasa enggan mengi­kuti lelang perbaikan ruang rapat paripurna itu karena waktunya yang sangat mepet.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Waktunya sangat mepet, semen­tara pengerjaannya rumit dan butuh ketelitian. Mustinya, lelang proyek yang diatas Rp 15 miliar dilakukan mulai Februari atau Maret. Eh ini malah bulan Juni dan sebentar lagi kan lebaran,” ucap Rudy.

Terbentur waktu dengan peray­aan Idul Fitri menurut Rudy karena biasanya pekerja akan diliburkan paling tidak selama tiga minggu.

“Nah pengusaha juga jadi berpikir lagi daripada rugi karena pengerjaan bisa molor, lebih baik tidak ikut le­lang,” lanjutnya.

Rudy juga sangsi jika lelang ulang yang akan dilakukan KLPBJ bisa ber­jalan mulus dan sukses.

“Saya sangsi jika lelang ked­ua akan berhasil. Kalau pun ada peserta, itu pasti bermasalah. Lagi pula ini proyek ada di sarang ma­can,” ungkap Bos PT Mulya Giri ini.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================