Pekerja-menyelesaikan-pengemasan-obat-PT-Indofarma-Tbk-(INAF)-di-Kawasan-Industri-Cibitung,-Jawa-Barat,-foto-yudi-mahatmaGRESIK, TODAY — Salah satu keran in­vestasi yang dibuka lebar hingga 100% adalah industri farmasi. Bahan baku obat yang 90% masih impor adalah salah satu penyebabnya.

“Bapak presiden beberapa kali me­nyampaikan bahwa bahan baku obat lebih dari 90% impor. Bagaimana agar importasi ini dikurangi tentu saja mem­bagun industri penghasil bahan baku obat di dalam negeri,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin saat melaku­kan kunjungan kerja ke Java Integrated Industrial Ports and Estate ( JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Minggu (14/2/2016).

BACA JUGA :  Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Saleh mengatakan, jika industri farmasi bisa dibangun di dalam negeri, maka akan bisa mengurangi devisa dan harga obat akan turun. Selain itu, ad­anya keuntungan multi effect juga men­jadi nilai tambah industri farmasi yang dibangun.

“Biar pun investor asing yang ma­suk, tapi tenaga kerjanya kan orang kita sendiri. Serapan multi effect nya juga jauh lebih dapat meski itu asing atau lokal yang membangun seperti penginapan, transportasi, restoran, dan pembangunan bangunan industrinya sendiri,” lanjut Saleh.

BACA JUGA :  Ada Efek Jika Minum Kopi Setelah Makan Daging? Simak Ini

Saleh mengaku, su­dah ada investor yang tertarik untuk berinvestasi farmasi di Indonesia. Indonesia juga akan belajar dari negara yang industri farmasinya jauh lebih berkembang.

“Minggu lalu saya berkunjung ke pabrik Cika­rang, ada perusahaan Korea yang ingin kerjasama den­gan Kalbe Farma. Bapak presiden juga mungkin akan berkunjung ke India yang industri farma­sinya berkembang pesat,” tandas Saleh. (dtc)

============================================================
============================================================
============================================================