GRESIK, TODAY — Salah satu keran inÂvestasi yang dibuka lebar hingga 100% adalah industri farmasi. Bahan baku obat yang 90% masih impor adalah salah satu penyebabnya.
“Bapak presiden beberapa kali meÂnyampaikan bahwa bahan baku obat lebih dari 90% impor. Bagaimana agar importasi ini dikurangi tentu saja memÂbagun industri penghasil bahan baku obat di dalam negeri,†ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin saat melakuÂkan kunjungan kerja ke Java Integrated Industrial Ports and Estate ( JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Minggu (14/2/2016).
Saleh mengatakan, jika industri farmasi bisa dibangun di dalam negeri, maka akan bisa mengurangi devisa dan harga obat akan turun. Selain itu, adÂanya keuntungan multi effect juga menÂjadi nilai tambah industri farmasi yang dibangun.
“Biar pun investor asing yang maÂsuk, tapi tenaga kerjanya kan orang kita sendiri. Serapan multi effect nya juga jauh lebih dapat meski itu asing atau lokal yang membangun seperti penginapan, transportasi, restoran, dan pembangunan bangunan industrinya sendiri,†lanjut Saleh.
Saleh mengaku, suÂdah ada investor yang tertarik untuk berinvestasi farmasi di Indonesia. Indonesia juga akan belajar dari negara yang industri farmasinya jauh lebih berkembang.
“Minggu lalu saya berkunjung ke pabrik CikaÂrang, ada perusahaan Korea yang ingin kerjasama denÂgan Kalbe Farma. Bapak presiden juga mungkin akan berkunjung ke India yang industri farmaÂsinya berkembang pesat,†tandas Saleh. (dtc)