BOGOR, TODAY — Institut PerÂtanian Bogor (IPB) benar-benar kaya inovasi. Kali ini 29 mahaÂsiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, melalui praktiÂkum terpadu mengembangkan mie instan berbahan baku teÂpung jagung. Produk ini dinaÂmakan Mi Kujang (Mi Kuning Jagung) yang diproduksi PT Dimmiekado Dramaga.
“Ini sebenarnya dibuat seÂbagai inovasi makanan sehat dan diversifikasi pangan. SeÂlama ini kita tahu, masyarakat terlalu banyak konsumsi nasi dan mi, tapi mi kebanyakan dibuat dari tepung terigu. SeÂdangkan, tepung terigu dibuat dari 100 persen gandum,†jelas Kevin Adrianus Engel, yang juga menjadi Marketing Manager PT Dimmiekado DramaÂga, Kamis (13/8).
“Jagung memilki indeks glikeÂmik yang lebih rendah dibanding nasi. Mi Kujang diolah dari bahan baku tepung jagung, tanpa tamÂbahan tepung terigu sama sekali. Mi ini bebas gluten, serta memiÂliki aroma dan rasa khas jagung,†tambah Kevin.
Makanan dengan indeks glikeÂmik tinggi, katanya, cepat menaikÂkan gula darah, sedangkan mi jagÂung mampu menurunkan resiko diabetes. Produk ini dinilai bagus untuk penderita autisme, mengingat mereka harus menjalani diet gluten.
“Kita lihat sekarang, produksi padi lokal untuk nasi sudah tidak mengimbangi kebutuhan, lalu harus impor. Gandum pun 100 persen diimpor. Kenapa tidak kita manfaatkan jagung yang produknya bisa dikembangkan secara inovatif,†jelasnya.
Kevin menambahkan, alat utama yang digunakan adalah mesin ekstruder pemasak-pencetak. Mesin ini mengandalÂkan gaya geser dan panas, seÂhingga bahan tergelatinisasi dan menyebabkan pecahnya granula. “Sehingga ketika suhunya turun, terjadi retrogradasi yang memÂbuat teksturnya menyerupai mi terigu biasa,†ungkapnya.
Mi Kujang sendiri, kata dia, merupakan pengembangan dari penemuan mi jagung oleh dosen Teknik Pangan IPB, Dr Tjahja Muhandri dan Ir Subarna. Saat ini, produksi yang dilakukan ada pada skala laboratorium, yang dibagi menjadi produk siap masak (ready to cook) dan siap saji (ready to eat). “Kami masih dalam tahap pengenalan dulu untuk masyarakat, agar beralih ke makanan sehat,†katanya.
Agar lebih menarik konÂsumen, Mi Kujang diolah dengan tiga varian rasa, yaitu saus boÂlognese, saus semur daging, dan saus spicy tuna. Harga yang diÂtawarkan berkisar Rp 9.000 – Rp 12.000 per bungkus.
Ke depan, Kevin berharap, Mi Kujang bisa menjadi pionir pengembangan makanan sehat berbahan dasar produk lokal. “Saya harap, ini bisa jadi trend baru di masyarakat. Ini juga bisa jadi inovasi industri kecil dan menengah dalam memproduksi makanan sehat. Kami juga berÂharap bisa mengembangkan produk ini ke tahap yang lebih beÂsar,†katanya.
(Yuska Apitya Aji)