iran-resmi-diizinkan-punya-nuklir-israel-kalang-kabutTEHERAN TODAY – Kepala Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi, mengumumkan me­lalui media bahwa Republik Islam Iran mu­lai membangun fasilitas nuklir dengan ban­tuan Rusia dan Cina.

Salehi, sebagaimana diwartakan sejum­lah media di Iran, mengatakan pemban­gunan konstruksi reaktor nuklir itu akan dimulai dalam waktu tak terlalu lama lagi. “Konstruksi dua reaktor nuklir dengan kapasitas 1.000 megawatt akan segera dim­ulai,” ucap Salehi. “Kita akan membangun dua reaktor kecil, juga bekerja sama dengan Cina,” tuturnya.

Menurut Salehi, sejumlah negara Eropa dan Asia juga menyatakan ketertarikannya bekerja sama dengan Iran guna mengem­bangkan industri nuklir sekarang ini. Mere­ka, tutur Salehi, sebelumnya enggan mem­bantu Iran. “Khusus negara-negara Eropa dan Asia, termasuk Cina, Jepang, dan Korea Selatan, siap bekerja sama,” kata Salehi.

Pada Desember 2015, Iran mengumum­kan negaranya akan mulai membangun dua reaktor nuklir dibantu Rusia sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama. Iran diiz­inkan membangun fasilitas nuklir di bawah perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun para ahli khawatir pembangunan reaktor nuklir tersebut dapat digunakan Iran untuk melanjutkan riset senjata.

Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang tak mau dise­butkan namanya, mengakui apa yang di­lakukan Iran itu tidak melanggar kesepaka­tan. “Secara umum, pembangunan reaktor nuklir Iran tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” katanya kepada Washing­ton Post Beacon.

Terpisah, Menteri Pertahanan Iran Brig­adir Jenderal Hossein Dehqan mengatakan, dalam waktu dekat Iran akan memamer­kan rudal-rudal baru yang diproduksi dan dirancang secara domestik, sebagai per­lawanan atas sanksi-sanksi baru AS terha­dap Iran terkait program rudalnya. “Setiap upaya untuk menerapkan sanksi-sanksi baru (terhadap Iran) dengan dalih yang tidak relevan merupakan indikasi terus berlanjutnya kebijakan permusuhan dan perseteruan AS terhadap negara Iran, dan upaya sia-sia untuk melemahkan kekuatan pertahanan Iran,” cetus Dehqan, kemarin.

Dikatakannya, industri rudal Iran sepenuhnya diproduksi di dalam negeri dan didasarkan pada ilmu dan keahlian sektor pertahanan Iran. “Karena itu, sank­si-sanksi terhadap orang-orang dan peru­sahaan tertentu tak akan berdampak pada pengembangan industri ini, dan kami akan menunjukkan ketidakefektifan (sanksi-sanksi) dengan memamerkan rudal-rudal baru,” imbuh pejabat tinggi pemerintah Iran itu.

Sebelumnya pada Senin, 18 Januari, Ke­menterian Luar Negeri Iran menyatakan, negara tersebut akan terus meningkatkan kemampuan rudalnya sebagai perlawanan atas sanksi-sanksi baru AS terhadap pro­gram rudal Iran.

Departemen Keuangan AS pada Ming­gu, 17 Januari waktu setempat mengumum­kan sanksi-sanksi baru terhadap beberapa orang dan perusahaan Iran terkait program rudal balistik negeri itu. AS mengklaim program rudal Iran mendatangkan anca­man signifikan bagi keamanan regional dan global. Sanksi baru ini dijatuhkan menyusul dicabutnya sanksi internasional terhadap Iran terkait program nuklirnya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================