Untitled-16JAKARTA, TODAY — Teroris mulai mengancam Indonesia. Seluruh lem baga penyelenggara negara mulai was-was. K e me n t e r i a n Koordinator Bi­dang Politik Hukum dan Keamanan (Ke­menkopolhukam) dan Mabes Polri ke­marin menggelar rapat khusus. Hasil terakhir yang dihimpun, potensi teror di In­donesia pada pengujung tahun 2015, atau tepatnya saat peray­aan Natal 2015 dan perayaan Tahun Baru 2016 cukup besar.

Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, dalam sebulan terakhir, potensi teror di Indonesia tak kunjung hilang. Ia mendengar kabar ada ancaman teror terhadap salah satu kelompok Islam di Indonesia. “Kami kon­sentrasi pada informasi inteli­jen yang mengatakan bulan ini ada kelompok Syiah yang dija­dikan target,” kata Luhut usai bertemu Gubernur Jakarta Ba­suki Tjahaja Purnama di BalaiKota DKI Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Luhut menyatakan, pemerintah In­donesia berupaya untuk mengantisipasi agar ancaman teror tak jadi kenyataan. “Kami berkumpul untuk menyiapkan serta mengantisipasi agar Indonesia ten­ang dan tidak seperti Suriah, Irak, serta Afghanistan,” ujar Luhut.

Selain Kapolri, rapat juga dihadiri Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Jaksa Agung Prasetyo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Sebelum­nya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ry­acudu juga telah menyambangi Kement­erian Politik Hukum dan Keamanan.

BACA JUGA :  Untuk Tangani Hidrasi, Lebih Bagus Air Lemon atau Air Kelapa? Simak Ini

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku sempat diancam oleh ISIS be­berapa waktu lalu. Menurutnya, anca­man kala itu ditujukan tidak hanya untuk dirinya.

ISIS, kata Badrodin, sempat mengan­cam dirinya, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Pejabat Detasemen Khusus 88, dan warga Syiah di Indonesia. Anca­man tersebut telah disampaikan jauh hari sebelum munculnya teror serupa jelang akhir tahun ini. “Dari dulu ada an­caman, kenapa baru ditanya sekarang? Kami minta untuk selalu waspada,” ujar Badrodin.

Untuk mengantisipasi ancaman ISIS tersebut, Badrodin mengaku telah me­ningkatkan pengamanan di lokasi-lokasi vital dan ramai penduduk belakangan ini. “Anda merasakan ada peningkatan (pengamanan) tidak? Kalau ke bandara ada peningkatan. Kalau ke tempat-tempat umum ada peningkatan juga,” katanya.

Bogor Zona Merah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menggelar rapat terkait konflik pengeca­man Anti Syiah di Bogor. MUI membahas langkah Walikota Bogor, Bima Arya Sugiar­to, yang melarang perayaan Assyuro, be­berapa waktu lalu. MUI tak menyalahkan langkah dan kebijakan Walikota Bima Arya.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Thomas Cup dan Uber Cup 2024, Berikut Pembagian Grup

Ketua Bidang Kerukunan Umat Be­ragama MUI Yusnar Yusuf menyatakan, MUI tidak menyinggung pihak mana atau siapa yang menjadi pelaku gang­guan keamanan tersebut, baik Syiah atau kelompok lain. Mereka, kata dia, menitikberatkan pada gangguan ke­amanan bagi masyarakat Bogor. “Kami tidak peduli entah itu yang melakukan Syiah atau yang lain. Tapi yang jelas kami mendukung pernyataan Pak Bima Arya karena itu menyangkut keamanan masyarakat Bogor,” katanya.

Dia melanjutkan, Bima Arya berhak untuk melakukan tindakan demi mem­berikan rasa aman bagi warganya. Hal itu karena, menurut dia, Bogor meru­pakan wilayah pemerintahan Bima Arya dan menjadi tanggung jawab Bima Arya untuk menjaga keamanan wilayah pemerintahannya. “Sebagai wali kota dia berhak melindungi masyarakatnya dari konflik dan menjaga keamanan dae­rahnya,” katanya melanjutkan.

MUI juga menyatakan, bahwa Bogor adalah salah satu basis Syiah terbesar di Indonesia. “Ada beberapa simpul yang kami temukan menjadi kantung pengi­kut. Tapi, kami merahasiakan titik-titik itu takut ada gesekan,” kata Kasi Bina Politik Kesbangpol Kota Bogor, Rustandi, Rabu (2/12/2015).

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================