BOGOR, Today – Memasuki bulan Ramadhan dan musim kompetisi yang masih belum ada kejelasan, membawa berkah tersendiri bagi seÂjumlah pemain sepakbola. Terhentinya kompetisi sepak bola di Indonesia tak melulu berdampak buruk bagi pemain. Salah satu contoh positif datang dari bek berpengalaman Persita Tangerang Maman Abdurahman dan eks peÂmain belakang Persikabo, Erik Ebol.
Ramadhan kali ini menÂjadi ramadhan penuh berkah bagi eks pemain beÂl a k a n g Persika Âbo, Erik E b o l . L i b u r kompetisi akibat sanksi FIFA membuat dia dapat mengÂhabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga di bulan suci tahun ini. “Alhamdulilah tahun ini bisa dibilang ramaÂdhan penuh berkah, karena untuk pertama kalinya saya menjalankan ibadah puasa di Kota Bogor. Hikmah lainÂnya, saya pun bisa lebih lama berkumpul bersama keluarga besar,†ujar Erik Ebol.
Karena kompetisi berÂhenti, Erik kini lebih banyak menjaga kondisi fisik dengan berlatih sendiri atau berÂgabung bersama klub Divisi 3, Megatama FC. Menurutnya, menjaga kondisi fisik sanÂgatlah penting, karena usai lebaran nanti, ia sudah harus kembali lapangan hijau. “Ya aktivitasnya sekarang paling jaga kondisi fisik saja, lebih banyak jogging. Kalau lagi senggang ya paling ikut latiÂhan bersama Megatama FC,†lanjutnya.
Erik sendiri berharap di bulan ramadhan ini ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dan memiliki penghasiÂlan yang lebih baik ke depanÂnya. “Mudah-mudahan bisa lebih baik dari apa yang saya punya sekarang, baik itu amal ibadah, prestasi kerja, dan juga penghasilan,†lanjutnya.
Sementara itu, mantan penggawa Persib Bandung Maman Abdurrahman meÂnyatakan, semenjak PSSI dan PT Liga Indonesia memutusÂkan tidak menggulirkan komÂpetisi di Tanah Air, ia jadi lebÂih banyak mendekatkan diri kepada sang pencipta.
“Saat ini saya jadi sering berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berharap sama manusia sudah sering dikecewakan jadi saya lebih meminta pertolongan kepada Tuhan ,†kata Maman.
Meski demikian pria beruÂsia 33 tahun tersebut tetap menginginkan bisa kembali bermain bersama rekan satu timnya. Sebab ia menilai berÂmain sepak bola merupakan gaya hidup yang tak bisa dilepaskan dari dirinya. “Saya rindu akan atmosfer kompeÂtisi sepak bola di negara ini. Semoga kompetisi bisa seÂcepatnya berjalan,†ujar pria bertinggi 1.74 meter itu.
(Adilla Prasetyo Wibowo)