20140528223733-basuki-tjahaja-purnama-berkunjung-ke-redaksi-merdekacom-002-druJAKARTA, TODAY — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali bermanuver. Ahok, sapaan akrabnya, berencana melarang Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium beredar di Jakarta.

Menurut Ahok, subsidi yang diberikan un­tuk Premium lebih baik dialihkan untuk subsidi transportasi massal.

“Ya sudah, saya bilang sama Pertamina, disiapkan su­rat khusus, Premium di Jakarta enggak usah saja,” kata Ahok di Gudang Bulog Divre Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Ja­karta Utara, Selasa (2/2/2016). “Kita orang Jakarta enggak usah pakai Premium lagi. Kan Premium juga lagi turun, kita ingin kita enggak usah pakai Premium, lebih mengatasi po­lusi,” sambung Ahok.

Menurutnya, polusi aki­bat kendaraan pribadi itu juga memboroskan uang negara. “Saya juga minta DKI supaya bensin Premium dihapus saja. Tidak tepat bila subsidi di­berikan ke minyak. Lebih baik subsidi kendaraan transportasi umum,” tutur Ahok.

Warga Jakarta tak perlu pula transportasi pribadi asal­kan transportasi massal sudah terjamin. Warga Jakarta juga sudah terjamin dengan jami­nan kesehatan dan pendidi­kan. “Makanya. ini yang mau kita lakukan agar bisa menekan nilai inflasi,” kata Ahok.

BACA JUGA :  Cegah Gula Darah Naik dengan Ubah Gaya Hiduo Sehat, Simak Ini

Pemprov DKI Jakarta men­gusahakan menyediakan bus sebanyak mungkin dan dike­lola PT Trans Jakarta. Pekerja-pekerja yang mempunyai rek­ening Bank DKI bahkan tak perlu bayar naik bus TransJ. Diharapkan kebijakan ini bisa menekan inflasi daerah.

Soalnya, lanjut Ahok, Pres­iden Jokowi sangat menaruh perhatian terhadap kerja Tim Pemantauan dan Pengenda­lian Inflasi Daerah (TPID). “Karena Presiden itu paling de­men kalau TPID itu, saya juga bingung, beliau paling kuasai. Waktu jadi Walikota Solo, be­liau (Jokowi memimpin Solo) secara nasional paling rendah dan bisa menekan (inflasi). Be­liau selalu mengatakan inflasi bisa ditekan asal sembakonya ada,” tuturnya.

Ahok berbicara usai me­nyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Pe­rusahaan Umum Bulog dan PT Food Station Tjipinang Jaya di tempat itu.

Soal sembako, khususnya beras, Bulog menyiapkan beras 200 ribu ton untuk keperluan DKI Jakarta. Beras itu didistri­busikan Food Station. “Saya ha­rap juga kerja sama di komodi­tas lain. Sehingga nanti bukan cuma warganya yang dapat ba­rang stabil, tapi juga kestabilan harga sembako mencerminkan juga bunga pinjaman negara kita sebenarnya,” kata dia.

BACA JUGA :  Buah dan Sayur Segar dan Tahan Lama dengan 5 Cara Menyimpan yang Baik dan Benar

Menanggapi permintaan Ahok tersebut, Direktur Jen­deral Minyak dan Gas Kemen­terian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmadja mengaku belum menerima surat resmi dari Pemprov DKI terkait rencana tersebut. “Kita bahas dulu saja, beberapa faktor harus kita per­timbangkan, surat resminya belum kita terima, kita bahas dulu di internal,” katanya di Ja­karta, Selasa (2/2/2016).

Meski belum menerima usulan resmi, namun Wiratm­adja memberikan gambaran terhadap dampak angkutan umum yang akan kesulitan mendapatkan premium di Ja­karta. “Faktornya yang premi­um ini kan BBM bersubsidi satu untuk angkutan umum, kalau di tengah kota tidak ada berarti isinya yang non subsidi dong. Salah satunya itu, jadi banyak yang dipertimbangkan,” jelas­nya.

(Yuska Apitya/dtkf)

============================================================
============================================================
============================================================