RAPAT lanjutan evaluasi Sistem Satu Arah (SSA) kembali digelar di Balaikota Bogor, Selasa (5/4/2016). Rapat dikomandoi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat. Kesimpulannya, SSA masih mengalami banyak kendala, terutama pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di kawasan jalur satu arah. Apa solusinya?
ABDUL KADIR BASALAMAH | YUSKA APITYA
[email protected]
Dalam rapat lanjuÂtan SSA ini dibaÂhas berbagai perÂbaikan yang harus segera dilakukan jajaran SKPD terkait uji coba SSA yang diperpanjang hingga Senin (18/4/2016) agar lebih lancar.
Ade Sarip Hidayat menÂgatakan, uji coba SSA selama empat hari kemarin belum bisa dijadikan barometer unÂtuk mengevaluasi secara meÂnyeluruh. Sehingga dalam dua minggu uji coba SSA ini harus turut dilakukan perbaiÂkan-perbaikan segera sesuai dengan catatan dari berbagai dinas. “Dua minggu ini bukan lagi sekadar kajian, sudah haÂrus ada perbaikan segera,†kata Ade.
Di tempat yang sama, Kasatpol PP Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, para Pedagang Kaki Lima (PKL) Otista selama dua minggu ini bisa tetap berjualan, namun akan dibatasi sampai pukul 06.00 WIB saja. Sejauh ini sosÂialisasi dan pengawasan hanya dilakukan anggota Satpol PP mulai puÂkul 19.00 WIB hingga 07.00 WIB. “Dulu pedagang masih berjualan di atas jam 06.00 karena pembeli juga mengangÂgap membeli di jam-jam terakhir hargÂanya jauh lebih murah. Tetapi sekarang sudah tidak boleh lagi,†jelas Eko.
Eko menjelaskan, setelah nanti ada pelebaran jalan dengan sendirinya PKL juga tidak akan berjualan lagi dan akan jadi jalur bebas hambatan. PKL sudah harus menempatkan pos-pos di pasar. Karena indikator dari majunya pedaÂgang, meraka mempunyai kios dalam hal ini yang difasilitasi Pemkot. Jika nanti sudah diberi kios murah, namun tetap jualan di jalan, baru menjadi uruÂsan Satpol PP. “Ini juga harus dipikirÂkan Pemkot Bogor,†terang Eko.
Sementara itu, Direktur Utama PeÂrusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) Andri Latief mengatakan, PD PPJ sudah mengatur bongkar muat yang semula di Jalan Roda akan diÂusahakan untuk dipindahkan ke Jalan Bata. Sementara untuk separator yang di Jalan Bata sudah dipindahkan. “Jam berdagang akan disamakan juga agar tidak lagi menimbulkan kemacetan,†tutur Andri.
Mengenai kesiapan jalan, Kepala Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bogor, Sudraji sudah mengecek jembatan Otista yang ternyaÂta masih bagus karena belum lama ini diperbaiki kementrian. Namun, unÂtuk jembatan Sempur sudah harus diÂlakuakn renovasi secara keselurahan di tahun depatn. “Jembatan Otista akan kembali dibongkar sebelah kanan unÂtuk pedestrian yang rencana akan seleÂsai di Agustus,†pungkas Sudraji
Di lain hal, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor akan melakukan kajian dan penyesuaian terkait dengan telah diberlakukannya penerapan uji coba SSA hingga 18 April di seputar Kebun Raya Bogor (KRB). Penyesuaian yang dilakukan termasuk diantaranya kajian media luar ruang di seputar SSA dan keberadaan sejumlah Hotel yang terkena dampak penerapan ujicoba SSA.
Keberadaan media luar seperti reklame dan videotron merupakan salah satu objek pajak. Media luar ruÂang selama ini merupakan salah satu penyumbang PAD Kota Bogor. Begitu juga dengan keberadaan hotel-hotel yang ada di seputar SSA.
Kadispenda Kota Bogor, Daud Nedo Darenoh mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi dan menyesuaikan dengan retribusi PAD yang selama ini dikelola dari para wajib pajak di sepanÂjang jalan seputar Kebun Raya Bogor. Bagi media luar ruang yang kini posisinÂya terbalik sehingga tidak terlihat atau terbaca karena arus kendaraan yang searah jarum jam, Daud mengatakan bahwa Dispenda mempersilahkan para pemiliknya untuk mengubah posisi dan mengerjakannya sendiri. “Oleh karena itu, kami mempersilahkan mereka unÂtuk membalikkan posisinya. Tapi, itu hanya diperbolehkan hingga berakhÂirnya masa berlaku reklamenya,” jelas Daud.
Sementara bagi pengelola hotel, Dispenda akan melakukan evaluasi pasca berakhirnya ujicoba SSA. “Kita akan mengumpulkan mereka untuk mengetahui apakah dari program ini berdampak terhadap tingkat hunian hotel,” ungkap Daud.
Seperti diketahui, di sepanjang rute jalan SSA ini terdapat sejumlah hotel dan papan reklame. Keberadaan hotel mulai dari Jalan Otista, Jalan Juanda, Jalan Jalak Harupat, hingga Jalan Pajajaran.
Untuk mengurangi tingginya antreÂan panjang yang disebabkan oleh banÂyaknya angkutan kota (angkot) ngetem, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga akan menambah petugas DLLAJ. Para petugas akan ditempatkan di sekitar tuÂjuh titik rawan macet yang disebabkan pengemudi angkot yang nakal. “Karena sekarang kendaraan sudah di atas 40 km/jam, maka kita akan memasang sejumlah fasilitas di sepanjang Jalan Juanda sekitarnya. Yaitu akan kita buat zebra cross, marka kejut untuk di tahap awal ini,” jelas Kepala DLLAJ Achsin Prasetyo, Selasa (5/4/2016).
Untuk zebra cross, rencananya akan dibuat di depan pintu satu KRB, depan BTM, kantor pos, dan di depan Istana Kepresidenan Bogor. “Tapi, kita juga akan menghapus zebra cross yang ada di depan SMAN 1 dan depan SekoÂlah Regina Pacis,” terangnya.
Tak hanya itu, DLLAJ juga memÂbongkar separator yang berada di deÂpan pintu masuk Rumah Sakit PMI di Jalan Pajajaran. Langkah itu diambil untuk memperlancar arus lalu lintas dan atas pertimbangan banyaknya penÂumpang kendaraan umum yang turun-naik di lokasi ini. “Separatornya akan kita bongkar malam ini, dan rencananÂya proses pembongkaran dan pengasÂpalan jalannya akan dilakukan selama dua hari,” jelas Achsin.
Untuk melancarkan lalulintas, di seputar Kebun Raya dan Istana KepresÂidenan Bogor, DLLAJ Kota Bogor melarÂang truk besar dan bus Damri angkutan bandara melintasi Jalan Ir H Djuanda atau di depan Istana Bogor. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi beban volume kendaraan dan konstruksi jemÂbatan yang ada di sepanjang SSA. MuÂlai dari jembatan di Jalan Otista hingga Sempur.
Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Lalu LinÂtas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Bogor, Agus Suprapto mengatakan, kendaraan berat seperti truk tanki pengangkut air, truk tronton dan sejenisnya akan diÂarahkan untuk masuk ke Jalan Tol JagoÂrawi melalui pintu Tol Baranangsiang atau Ciawi.
“Selama ini kendaraan berat itu akan menuju Warung Jambu, Jalan Sholeh Iskandar, dan Cibinong. Maka, nanti kita akan pasang pemberitahuan seperti spanduk dan penempatan petuÂgas,” katanya dalam rapat teknis SSA di Balai Kota Bogor, Selasa (5/4/2016).
Spanduk sosialisasi itu akan dipaÂsang di Simpang Ciawi dan Sukasari hingga menjelang Baranangsiang. “Kita juga akan pasang rambu-rambunya. SeÂhingga diharapkan tidak akan ada lagi kendaraan berat yang melintasi ke JaÂlan Juanda,” tambahnya.
Selain itu, armada Bus Damri yang melayani rute bandara akan diarahkan untuk tidak lagi melintas di Jalan DjuanÂda. Bus-Bus Damri tersebut nantinya akan diarahkan untuk keluar melalui tol Bogor Outer Ring Road (BORR). “Mereka juga tidak akan memutar jauh ke Jalan Juanda, nanti bisa langsung lurus keluar Tol BORR terus ke Jalan Pajajaran dan masuk ke pool Damri di Baranangsiang. Kita juga sudah koorÂdinasikan hal ini ke kepala pool-nya,” jelasnya.
Sementara untuk bus kecil dengan tujuan Parung, Depok, dan Kampung Rambutan telah diimbau untuk menÂgambil lajur paling kanan saat melintas di seputar KRB, dan menutup pintuÂnya. Sebab, rute mereka ini bersinggunÂgan dengan sejumlah trayek angkot di Bogor. “Di jalur itu, bus-bus kecil kita imbau agar tidak menarik penumpang di sepanjang jalur SSA terutama di JaÂlan Djuanda karena di situ ada banyak trayek angkot. Kita arahkan nanti menÂgambil jalur paling kanan,” pungkasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota BoÂgor, Edi Darmawansyah menyikapi, program SSA merupakan program yang bagus, akan tetapi sampai detik ini program ini dianggapnya belum berhasil mengurangi kemacetan. “ProÂgram SSA ini saya mendukung, namun perlu adanya evaluasi yang harus seÂcepatnya dilakukan oleh jajaran SKPD yang bersangkutan untuk memperhatiÂkan pejalan kaki,†ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya menilai keÂmacetan lalu lintas hanya berpindah tiÂtik ketika program SSA ini dikeluarkan. “Belum sampai mengurangi kemacÂetan, tetapi hanya memindahkan titik kemacetan, mudah-mudahan evaluasi yang dilakukan jajaran Pemkot akan mengurangi intensitas kemacetan Kota Bogor.†pungkasnya. (*)