BOGOR TODAYÂ – Anggota Komisi B DPRD Kota Bogor, Ardiansyah mendesak Direksi Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD PPJ) menemÂpuh prosedur sesuai dengan ketenÂtuan dalam menentukan pemenang beauty contest revitalisasi Blok F PasÂar Kebon Kembang, yang rencananya akan diumumkan pada hari ini.
“Aturan harus dijalankan dalam menetapkan pemenang revitalisasi Blok F, nggak boleh ditawar-tawar. Jangan sampai ada unsur KKN di dalamnya,” ujar Ardiansyah, Minggu (1/5) malam.
Ardiansyah mencontohkan, saÂlahsatu faktor yang tidak boleh ditaÂwar-tawar adalah Bank Garansi sebeÂsar 30 persen dari nilai investasi. “Misalnya ada perusahaan yang tidak bisa memenuhi, ya jangan ditawar-tawar lagi. Nanti bisa saja ada yang nawar Bank Garansinya Rp. 2 juta. Kalau pengusaha tak punya duit, janÂgan ngaku pengusaha,” kata politisi PPP ini.
Ardiansyah juga sedikit menyoroÂti soal kabar pembatalan beauty conÂtest lantaran dimundurkannya penÂgumuman pemenang. “Kalau beauty contest dibatalkan, kami akan pangÂgil PD PPJ untuk menanyakan alasan mengapa dibatalkan. Sebab kalau itu terjadi, kepastian investor berinÂvestasi di Kota Bogor semakin nggak jelas,” urainya.
Menurut Ardiansyah, sebenarnya sah-sah saja asalkan ada alasan yang rasional. Misalnya, tidak ada satupun perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan. “Kan ada sistem rangkÂing, misalnya ada satu perusahaan yang tak bisa memenuhi salahsatu syarat. Tetapi mereka ada di rangkÂing satu, tentunya harus u jatuh ke dua begitupun selanjutnya. Kalau semuanya dipenuhi tak ada alasan batal,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Bogor, Eka Wardana PD PPJ bekerja profesional, sebab revitÂalisasi Blok F menyangkut hajat hidÂup orang banyak. “Saya harap jangan ada pengusaha-pengusaha titipanlah ya di beauty contest ini karena kan itu buat kesejahteraan pedagang pasar. Pokoknya mau siapapun yang menang harus bisa mengakomodir keinginan pedagang,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur OpÂerasional PD PPJ, Syuhairi Nasution menegaskan bahwa beauty contest revitalisasi Blok F takkan dibatalkan. Kata dia, diundurnya pengumuman pemenang dari Jumat (29/4) ke Senin (2/5) lantaran direksi dan Badan PenÂgawas (BP) tidak ingin salah dalam mengambil keputusan. “Insya Allah hari ini akan kami umumkan. KaÂlau tidak, ya Selasa (3/5), sebab kan semua harus melewati pertimbangan dan konsulitasi dengan walikota,” kaÂtanya, Minggu (1/5) sore.
Namun, Syuhairi menegaskan bahwa PD PPJ sudah mengantungi nama perusahaan pemenang revitÂalisasi Blok F Pasar Kebon Kembang. Meski begitu, ia enggan memberikan bocoran siapa pengembang yang digadang bakal mengakomodir keÂinginan pedagang di Blok F tersebut. “Nama pemenang kami sudah kanÂtongi, tapi mohon maaf saya tidak bisa beritahu. Sebab sampai sekarang juga kami belum sampaikan hasil penilaian kepada walikota. Disetujui atau tidaÂknya tergantung beliau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syuhairi juga memÂbenarkan bahwa dari empat calon investor yang mengikuti beauty conÂtest hanya ada satu perusahaan yang memenuhi syarat Bank Garansi sebeÂsar 30 persen dari nilai investasi atau senilai Rp. 32 miliar. Satu di antaranÂya hanya Rp. 20 miliar, sedangkan dua lainnya tidak menaruh deposit. “Iya memang benar, tapi yang menÂjadi penilaian tim bukan hanya itu, masih ada beberapa poin,” jelasnya.
Meski demikian, Syuhairi meÂnyatakan deposit sebesar 30 persen dari nilai investasi merupakan saÂlahsatu syarat vital dalam beauty contest revitalisasi Blok F. “Iya, itu memang syarat vital sebagai jaminan pembangunan,” ucapnya.
Dalam kesempatan berbeda, KetÂua Paguyuban Pedagang Blok F SuryÂanto menyatakan bahwa pihaknya telah mencabut tuntutan pembataÂlan beauty contestlantaran beberapa perusahaan sudah melakukan klarifiÂkasi terhadap kabar miring yang seÂlama ini didengar pedagang. “Sudah kami cabut surat tuntutan pembataÂlan beauty contest kepada walikota beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Namun, ia mempertanyakan pernyataan PD PPJ yang meminta pengembang membangun 178 kios bagi pedagang lama. Sebab, kata dia, pedagang di Blok F hanya berjumlah 152. “Kan cuma segitu, apakah kantor unit juga ikut dihitung. Atau berdasarÂkan data Disperindag yang menghiÂtung lantai Borobudur,” tanya dia.
(Abdul Kadir Basalamah|Yuska Apitya)