Irjen-Pol-M-Tito-KarnavianJAKARTA, TODAY — Jajaran Kepoli­sian Daerah Metro Jaya me­nyebut, sindikat penipuan online yang melibatkan puluhan WN China di In­donesia dikendalikan oleh salah satu organisasi besar di Jepang, Yakuza. Sindikat keja­hatan internasional ini berafi­liasi dengan jaringannya dari 4 negara di belahan Asia.

Kapolda Metro Jaya Ir­jen Pol M Tito Karnavian menjelaskan, sindikat hitam ini terungkap berkat kerjasa­ma antara Polri dengan kepoli­sian Taiwan dan China.

“Polisi lakukan penyidikan, ini dilakukan oleh kelompok ma­fia. Tapi target operasinya adalah yang dari daratan. Kenapa menggerakan unsur China daratan? Karena mereka bisa pakai bahasa dengan aksen lo­kal, sehingga yang ditipu percaya,” kata Kapolda Irjen Tito di Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Kepolisian Taiwan sendiri telah menangkap 8 orang anggota sindi­katnya. Dari kelompok itu, polisi Taiwan menyita sepucuk hand gun, sejumlah uang Yen, Bath dan USD senilai miliaran rupiah, serta sejum­lah perhiasan berlian dan emas.

“Yang merekrut dari Taiwan. Ada kelompok organisasi interna­sional yang sudah operasi di Indo­nesia, dikoordinir sejumlah warga dari Taiwan, dari Taiwan merekrut warga lokal China daratan dan ma­suk ke Indonesia,” jelasnya.

Kapolda mengatakan, sindikat ini tidak hanya terindikasi melaku­kan kejahatan penipuan secara on­line, tetapi juga melakukan perda­gangan orang, money laundering, dan kejahatan trans nasional.

BACA JUGA :  Wedang Tape Ketan, Santapan Hangat Enak Dinikmati Saat Hujan

Sementara itu, Direktur Res­erse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti menyatakan, hasil penyelidikan Ke­polisian China dan Taiwan, sindikat ini tidak hanya melibatkan warga negaranya, tetapi mafia besar di Jepang.

“Ini adalah kelompok kejahatan terorganisir yang melakukan keja­hatan lintas negara. Perekrutnya, organisatornya WN Taiwan, se­mentara pelindungnya dari satu or­ganisasi besar di Jepang, Yakuza,” terang Krishna.

Organisator kejahatan tersebut kemudian merekrut WN China da­ratan untuk ‘dipekerjakan’ di In­donesia. Di Indonesia, sindikat ini beroperasi dengan fasilitas yang telah disiapkan oleh fasilitator berkewarganegaraan Indonesia. “Kami sudah tangkap baik organ­isatornya yakni CN (WN Taiwan) dan fasilitatornya WH (WNI),” im­buhnya. Keduanya dijerat Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Pada Kamis (20/8) lalu, Sub­dit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin Krishna Murti dan Kasubdit Jatanras Di­treskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menangkap 96 WNA, 4 di antaranya WN Taiwan dan 92 lainnya WN China di ka­wasan Ancol dan di 2 lokasi di Jl Adiyaksa Raya, Lebakbulus, Jaksel.

Pada saat penggerebekan di­lakukan di Jl Adiyaksa Raya No P20 Lebakbulus, para sindikat tengah beroperasi. Mereka menggunakan pesawat telepon PSTN yang ter­koneksi dengan jaringan internet, untuk melakukan penipuan terha­dap WN China daratan.

BACA JUGA :  Digadang Gantikan Bima Arya, Ini Sosok Hery Antasari Pj Wali Kota Bogor

Keberadaan sindikat penipuan yang melibatkan WN Taiwan dan WN China di Indonesia, memang sudah sering terungkap. Hasil pe­nyelidikan Kepolisian Taiwan bah­kan mengungkap, sindikat tersebut dikendalikan oleh Yakuza.

Dengan banyaknya kasus pe­nipuan yang melibatkan sindikat WNA di Indonesia, khususnya Ja­karta, dikhawatirkan Indonesia bu­kan hanya menjadi tempat korban kejahatan, tetapi lebih seriusnya, menjadi basis jaringan sindikat melakukan kejahatan.

“Ini kelompok kejahatan teror­ganisir, kejahatannya lintas negara. Ini warning bagi kita warga Indo­nesia bahwa kita bukan hanya jadi korban kejahatan, tetapi dikhawat­irkan jadi basis untuk melakukan kejahatan,” kata Krishna Murti.

Para WN Taiwan dan China yang direkrut sindikat ini memasu­ki Indonesia dengan menggunakan visa on arrival. Mereka dijanjikan sebuah pekerjaan di negara lain, tetapi pada kenyataannya dipeker­jakan untuk melakukan tindak ke­jahatan.

Dari kasus ini terungkap, sindi­kat ini melibatkan jaringannya dari 4 negara di Asia yakni Jepang, Tai­wan, China dan Indonesia. Yakuza sendiri yang menjadi pengendali sekaligus sponsor sindikat, semen­tara WN Taiwan menjadi organisa­tor, dan WNI menjadi fasilitator. “WN China dan Taiwan sendiri yang direkrut adalah operatornya,” tandasnya.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================