JAKARTA TODAY – Vijaya Fitriyasa menjanjikan pembangunan pusat latihan nasional untuk Tim nasional Indonesia dari kelompok umur junior sampai senior. Itu jika dia terpilih sebagai ketua umum PSSI.

Vijaya menjadi salah satu pelamar posisi ketua umum PSSI 2019-2023. Dia akan bersaing dengan tujuh calon ketum lain, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernhard Limbong, Fery Dhemy Francis, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, dan La Nyalla Mattalitti, yang untuk sementara dinyatakan lolos seleksi.

Vijaya memiliki visi misi untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada PSSI dan memperbaiki prestasi Timnas. Dia juga berencana untuk mencari pelatih fisik dan taktik yang memiliki kualifikasi yang sip.

Selain itu, Vijaya mengemukakan wacana untuk membuat pusat latihan nasional sebagai salah satu program kerja pada 100 hari pertama andai terpilih. Seperti apa?

“Timnas ini tidak punya national training center sehingga pemain-pemain itu main di lapangan yang terpisah-pisah. Padahal, seharusnya terpusat. Maka itu, kami akan cari tanah di pinggiran kota Jakarta atau Bogor, Bekasi, kami cari tanah 10-15 hektar. Di sana (akan dibuat) ada lapangan stadion mini buat latihan bertanding, lalu ada lapangan kecil untuk latihan kiper, giring bola, taktik dan sebagainya, sampai kepada asrama dan tempat gym. Jadi, terpusat dari mulai usia dini di 12 tahun sampai senior dipusatkan di sana,” kata Vijaya, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019).

BACA JUGA :  Kontroversial Wasit di Laga Indonesia vs Qatar, PSSI Layangkan Protes ke AFC

Pria yang berprofesi pengusaha dan bos Persis Solo itu optimistis bisa membangun pusat pelatihan Timnas itu dengan dukungan yang diberikan pemerintah. Termasuk kebutuhan dana untuk membangun pusat latihan nasional tersebut.

“Saya yakin bisa bangun itu karena sekarang sudah ada Inpres (Instruksi Presiden) untuk percepatan peningkatan prestasi sepakbola nasional. Jadi, artinya bisa menggunakan dana APBN untuk bangun fasilitas itu. Tinggal kami buat proposal yang bagus, nantinya pemerintah akan masukkan ke APBN, Kemen PUPR yang bangun, tapi diserahkan ke PSSI untuk kelola, tapi aset itu tetap punya negara,” jelasnya.

“Bisa (yakin waktunya terkejar lima tahun), misalnya tahun ini kami buat proposal, tahun depan kami ajukan ke pemerintah lewat instasi terkait, departemen Kemenpora, Kemen PUPR, dan komunikasi dengan DPR, tahun depannya sudah bisa dibangun 2021. Ini kan tinggal masalah inisiatif saja. PSSI (yang sekarang)tak punya inisiatif untuk bangun itu sementara dasar hukumnya sudah ada. Makanya, seandainya terpilih itiu akan saya perjuangkan,” kata dia

Vijaya percaya diri rencana itu bakal disetujui oleh pemerintah berkaca dari pembangunan stadion-stadion yang ada di beberapa daerah, seperti Stadion Manahan Solo dan Stadion Jati Diri Bangsa.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Tumis Buncis dan Wortel yang Renyah dan Sedap

“Hitungan kami Rp 500 miliar. Bakal gol? Harus gol. Sekarang, APBN untuk membangun Stadion Manahan Solo berapa miliar? Lalu bangun stadion Jati Diri Bangsa berapa? Itu untuk kepentingan daerah, satu klub lokal saja. Nah, ini kepentingan nasional harusnya tak ada masalah. Ini kan tinggal kemauan politik dan lobi-lobi,” dia menegaskan.

Dikutip dari Detik.com, rencana itu juga berkaca kepada kandang Timnas, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), yang tak sepenuhnya bisa digunakan oleh PSSI.

“Dengan begitu, tak ideal jika dipakai untuk tempat latihan PSSI. Lagipula, kapasitas stadionnya juga besar padahal yang dibutuhkan tak harus sebesar itu. Makanya, harus ada terpisah tapi terintegrasi. Terpisah maksudnya jangan di tengah kota, supaya pemain tidak sebentar-sebentar kabur, tapi dikarantina. Seperti PBSI mempunyai pelatnas di Cipayung,” kata dia.

“Jadi tak bisa hari ini latihan, malamnya dugem, kemudian latihan besoknya ngantuk. Kalau dibuat terpusat, karantina, mereka pasti jam tidurnya disiplin, tapi kalau di tengah kota susah untuk disiplin,” dia menegaskan.(net).

============================================================
============================================================
============================================================