PALEMBANG, TODAY — PresÂiden Joko Widodo seperti tak pernah lelah ketika menguÂrus rakyat yang sedang kena bencana asap. Setibanya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Palembang, SumaÂtera Selatan, Jokowi langsung menggelar rapat dengan para menteri. Jokowi meminta laporan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karÂhutla) serta penanganan terhadap korban asap.
Beberapa menteri yang ikut rapat pada Kamis (29/10/2015) adalah Menteri Koordinator PoliÂtik, Hukum dan Keamanan, Luhur Pandjaitan, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, BNPB, Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati OKI.
Dalam paparannya, Luhur Pandjaitan mengatakan, berÂdasarkan pantauan satelit yang akurasinya di atas 80%, jumlah titik api di Sumatera sebanyak 82, Kalimantan sebanyak 70, dan Jawa 14. “Akurasi ini ditentukan oleh cuaca dan ketebalan asap yang sangat berpengaruh terhaÂdap kemampuan satelit membaca titik api,†kata Luhut.
Upaya pemadaman api, pemÂbangunan kanal blocking dan emÂbung telah dilakukan di Jambi dan Palangkaraya. Selain itu juga diÂlakukan pemadaman menggunakÂan pesawat dan pemadaman dari darat dengan dibantu unsur TNI.
Sementara bantuan asing, seÂlain 2 pesawat Be-200 akan segera datang 5 pesawat air tractor yang salah satunya akan dialokasikan untuk Jawa. Kemudian, Malaysia juga akan mengirimkan pesawat bombardier CL-415 dalam waktu dekat serta merencanakan untuk mengirim tenaga pemadam kebÂarakan lapangan yang memiliki pengalaman di lahan gambut.
Penanganan Korban Asap
Sementara, dari paparan di bidang penanganan terhadap korÂban kabut asap, Jokowi mendapat laporan bahwa nilai Indeks StanÂdar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa wilayah terdampak kaÂbut asap pada tanggal 28 Oktober 2015 mengalami penurunan keÂcuali Kalimantan Barat dan KaliÂmantan Selatan.
Namun untuk Jambi, masih pada tingkat berbahaya. Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah masih pada tingkat sangat tidak seÂhat. Sedangkan nilai ISPU di Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan pada tingkat tidak sehat.
Untuk mengantisipasi peningÂkatan kasus ISPA, kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek, kemenÂterian telah menyiagakan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas selama 24 jam.
Kemudian menambah logistik dan tenaga di rumah sakit provinÂsi dan kabupatren/kota, menyeÂdiakan ruang yang dilengkapi alat penjernih udara dan oksigen, serÂta mempersiapkan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan sebagai ruangan bebas asap.
Selain itu, selama berkantor di OKI, Presiden Jokowi juga meÂnyelesaikan tugas-tugas kenegaÂraan seperti menandatangani doÂkumen yang dibawa oleh Sekkab.
(Yuska Apitya Aji)