KEPIAWAIAN Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjual peluang investasi kepada para pengusaha Amerika Serikat akan dibuktikan dalam lawatan empat hari di Negeri Paman Sam. Para menteri yang ikut dalam rombongan Presiden Jokowi, optimistis kunjungan ini bakal menghasilkan komitmen investasi sebesar USD 22,19 miliar atau setara Rp288,47 triliun bagi Indonesia.
YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]
Setelah menempuh penerbangan selaÂma 30 jam 30 menit, Presiden Jokowi tiba di Pangkalan Udara Joint Base Andrews di Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (25/10/2015), pukul 12.20 waktu setempat atau pukul 23.20 waktu Indonesia bagian Barat.
Kedatangan Presiden Jokowi disambut Duta Besar RI untuk AS Budi Bowoleksono, Kepala Protokol Negara AS Peter Selfridge, Dubes AS Robert O Blake, dan Komandan Pangkalan Udara Joint Base Andrews Mayor Jenderal Darryl W Burke. Presiden yang diÂdampingi Ibu Negara, Iriana Jokowi langsung menuju ke Blair House, tempat yang khusus disediakan bagi tamu negara. Di sana, Presiden disambut General Manager Blair House Randy Bumgardner dan Menlu Retno LP Marsudi. Dalam perÂjalanan ke Washington DC, pesawat keÂpresidenan yang membawa rombongan Presiden Jokowi, dua kali transit, yakni di Abudhabi, Uni Emirat Arab, dan di AmsterÂdam, Belanda.
Ikut dalam rombongan Presiden, MenÂko Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan KeÂpala Bdan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.
Data resmi yang dirilis Kementerian KoÂmunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan, setidaknya ada 12 penanÂdatanganan kerja sama yang dilakukan anÂtara BUMN dengan perusahaan-perusahaan besar negara Barrack Obama.
Sumbangan komitmen investasi terÂbesar berasal dari Cheniere Energy yang membuat kerjasama pengembangan proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dengan PT Pertamina (Persero) seniÂlai USD 13 miliar. Tidak disebutkan secara detil mengenai proyek yang dimaksud, naÂmun Kemenkominfo menyatakan investasi akan dikucurkan secara bertahap mulai 2019 sampai 2039.
Menyusul di tempat kedua, komitmen investasi sebesar USD 5,8 miliar yang diÂsiapkan General Electric (GE). Belakangan ini, GE diketahui membuat nota kesepahaÂman pembentukan perusahaan patungan bersama PT PLN (Persero) untuk membanÂgun pembangkit listrik di sejumlah daerah terpencil di Indonesia. PLN juga diketahui akan membeli 400 turbin gas dari GE.
Rencana investasi terbesar ketiga diduduki oleh perusahaan pemilik mayÂoritas saham PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk, yaitu Philip Morris sebeÂsar USD 2 miliar. Direktur Utama H.M. Sampoerna Paul Janelle, awal Oktober lalu menyatakan perusahaannya akan memperoleh dana segar sebesar Rp 20,76 triliun dengan melepas saham melalui meÂkanisme penawaran umum terbatas dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atas 269,72 juta sahamnya ke publik.
Janelle tidak merinci rencana pengguÂnaan dana jumbo hasil rights issue terseÂbut, dengan hanya mengatakan uang hasil menjual saham untuk memenuhi ketenÂtuan Bursa Efek Indonesia akan digunakan untuk keperluan operasional perusahaan.
Disambut Meriah
Sementara itu, kehadiran Presiden Jokowi di Kedubes RI untuk Amerika SeriÂkat disambul sekitar 1.250 WNI. Kehadiran warga negara Indonesia di Amerika yang begitu banyak, membuat kunjungan PresÂiden Jokowi sangat meriah.
Dalam pertemuan dengan WNI di Amerika ini, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa dirinya sudah sangat tegas dalam seluruh kebijakan selama setahun terakhir. Sejumlah langkah tegas seperti penengÂgelaman kapal illegal fishing dan hukuman mati bandar narkoba, menjadi bukti bahwa Indonesia di bawah kepemimpinannya menunjukkan bangsa yang memiliki integÂritas.
“Ada yang bilang Jokowi ngga tegas, sudah 113 kapal ditenggelamkan. Ada gamÂbarnya. Orang lihat presiden kurus, boleh saja silakan. Menterinya juga nekat,†ujar Jokowi di hadapan seribuan lebih WNI saat berdialog di KBRI di Washington, Minggu (25/10/2015) atau Senin dini hari WIB.
Hadir dalam acara ini sekitar 1.250 WNI. Menteri Kabinet Kerja yang mendampingi di antaranya Menlu Retno Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri PerekonomiÂan Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Kepala BKPM Franky Sibarani.
“Tapi Bu Susi pertama juga takut, saya perintahkan, ngga ditenggalamkan juga. Bu tenggelamkan, seminggu ngga juga, dua kali, baru tiga kali ditenggelamkan,†tuturnya. “Saya dibackup ya Pak kata Bu Susi, itu bekingnya gede. Bu Menteri bekÂing mu Presiden, baru ditenggelamkan,†imbuhnya.
Terkait masalah narkoba, Jokowi juga mendengar dirinya disebut tak tegas. PadaÂhal data yang diterima Jokowi ada 64 terpiÂdana yang sudah divonis mati.
“Kalau hukum positif kita memutuskan hukuman mati, ada 64. Kalau kita ngga teÂgas barangnya masuk terus. Kita ngga tegas melakukan. Setuju ngga bandar narkoba dihukum mati?†para WNI serempak menÂjawab setuju. “Yang memutuskan hakim bukan presiden,†imbuhnya.
Jokowi juga menyinggung soal pemÂbubaran PT Petral. Petral yang berdiri puluÂhan tahun akhirnya bisa dibubarkan. “PemÂbekuan Petral, berapa puluh tahun. Pak Menteri berdiri (Menteri ESDM Sudirman Said). Awalnya bisik-bisik juga, Bapak seriÂus, ya serius, sampai kantor menterinya ditembak,†pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mendapat tuntutan dari WNI di AS terÂkait aturan kewarganegaraan ganda. PresÂiden Jokowi berjanji akan segera menyeleÂsaikan aturannya.
Kunjungan resmi perdana Presiden Jokowi di Amerika Serikat ini akan berlangÂsung hingga Kamis (29/10/2015). Kunjungan Presiden yang memenuhi undangan PresÂiden AS Barack Obama ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara, terutama di bidang perdagangan dan investasi, ekonomi digital dan kreatif, pengembangan toleransi, dan demokrasi.
Tema kunjungan Presiden kali ini adalah “Mengembangkan Kemitraan StratÂegis untuk Perdamaian dan Kesejahteraan Bersama.†Kerja sama yang dijalin diharapÂkan tidak hanya menghadirkan kesejahterÂaan bagi rakyat kedua negara, tetapi juga berkontribusi dalam stabilitas keamanan dunia.
Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi juga akan bertemu dengan pimpinan DPR AS, serta berkesempatan memaparkan keÂbijakan pemerintahan di Brookings InstiÂtute, sebuah lembaga think thank berpenÂgaruh di dunia. Presiden juga dijadwalkan mengunjungi industri digital dan kreatif yang berada di San Francisco, AS. “Saya inÂgin rakyat Indonesia, khususnya dunia usÂaha nasional, dapat meningkatkan kualitas produksi dan daya saing dengan memanÂfaatkan teknologi,†kata Jokowi. (*)