20140824135352-gaya-sederhana-gadis-gadis-penganut-sunda-wiwitan-di-ciptagelar-001-nfiSikap Ratu Dewata sangat disayangkan rakyatnya. Tetapi, dia sendiri malah bangga, karena musuh gagal menaklukan Pakuan berkat benteng yang dibangun Prabu Siliwangi dan dilanjutkan di masa Prabu Surawisesa. Carita Parahiyangan menyebut perilaku Ratu Dewata, lumaku ngarajarési tidak pada tempatnya.

Oleh : Bang Sem Haesy

Ya.., bagaimana mungkin ke­tika negara sedang dalam an­caman, Raja malah melakukan tapa brata. “Nya iyat-iyat sang kawuri, haywa ta sira kabalik pupuasaan.” Berhati-hatilah orang yang (memimpin) ke­mudian, janganlah engkau kalah perang hanya karena rajin puasa. Selama masa kepemimpinannya, Ratu De­wata (1535-1543) relatif tak ada prestasi berarti.

Sejumlah wilayah kekua­saan Pajajaran, seperti Muara Beres, Muara Gembong, Ujung Karawang, Karadenan, Tigaraksa, dan lainnya lepas dari tangan. Ratu Dewata wafat dan di­makamkan di Sawah Tampian Dalem.

Tipologi kepemimpinannya bu­kan merupakan contoh yang baik. Itu sebabnya, ketika puteranya Ratu Sakti naik tahta, terjadi perubahan mendasar di Pakuan. Spirit membangun yang nyaris terabaikan selama sewindu, di­hidupkan kembali. Tak hanya itu, Ratu Sakti memusatkan perhatian pada ke­majuan ekonomi (meski sudah terbatas aksesnya) dan membangun kembali sistem pertahanan Pajajaran. Dari Pa­kuan, Ratu Sakti membentuk pasukan.

BACA JUGA :  Resep Oseng Kikil Cabai Hijau yang Praktis untuk Menu Buka Puasa

Semangat besar melakukan recov­ery, khususnya di bidang ekonomi, membuatnya mengambil tindakan yang kala itu dianggap kejam. Ratu Sak­ti mendorong pendapatan dari pajak, menurut caranya sendiri. Para pem­bayar pajak yang tak memenuhi kewa­jibannya, seluruh asetnya diambil alih oleh pemerintah.

Carita Parahiyangan mencatat, Ratu Sakti melakukan aksi yang bertolak berlakang dengan Ratu Dewata, tetapi juga tidak seperti Prabu Siliwangi dan Prabu Surawisesa. Gaya kepemimpi­nannya keras. Terutama kepada para pemalas yang tidak mengolah lahan mereka secara produktif. Ia juga meng­abaikan nasihat para pendeta, yang menurutnya, sebagai penyebab mero­sotnya Pajajaran di bawah kepemimpi­nan ayahnya. Sikapnya itu ditunjukkan dengan menikahi estri larangan ti kalu­aran, perempuan yang termasuk dalam kategori tawanan.

Beberapa catatan menyebut Ratu Sakti pemimpin yang kejam dan meng­abaikan tata krama kepemimpinan. Kendati demikian, beberapa catatan lain menyebut, Ratu Sakti adalah pemimpin cerdas dan yang memimpin tepat waktu. Ia berhasil memperkuat pasukan Pajaja­ran, ketika pasukan Banten dan Cirebon banyak dikerahkan untuk membantu penyerangan Trenggono ke Pasuruan.

Bila Ratu Dewata mencerminkan kepemimpinan yang lemah dan terlalu halus budi. Ratu Sakti digambarkan se­bagai pemimpin yang keras dan otorit­er. Selama delapan tahun masa kepem­impinannya, yang dilakukan Ratu Sakti lebih banyak melakukan konsolidasi untuk memperkuat pemerintahan.

BACA JUGA :  Buka Puasa dengan Pindang Iga Sapi Berkuah Bening yang Segar dan Gurih Bikin Nagih

Dalam banyak hal perekonomian Pajajaran bangkit, tetapi dia tak me­manfaatkan momentum untuk mere­but kembali Sunda Kelapa. Ia juga tidak memanfaatkan situasi konflik internal yang terjadi di Demak. Ia terlena oleh dirinya yang tak kuat menahan melet­upnya nafsu, khususnya kepada perem­puan. Lalu memuncak, ketika dia meni­kahi ibu tirinya, isteri Ratu Dewata.

Karena gaya pemerintahannya yang sedemikian rupa, terjadi perla­wanan dari rakyat yang didukung oleh sejumlah kalangan pemerintahan yang dipecatnya. Para pemilik lahan yang tanahnya diambil alih oleh Ratu Sakti, membantu orang-orang yang dipecat itu melakukan perlawanan.

Catatan dalam Carita Parahiyangan menduga, telah terjadi pemberontakan melawan Ratu Sakti. Termaasuk peng­hianatan yang dilakukan oleh tawanan yang diperisterinya, juga ibu tirinya. Ratu Sakti turun tahta, karena “kaban­cana ku estri larangan ti kaluaran de­ung ku na ambu tere.” (bencana yang melanda akibat perempuan tawanan dan ibu tirinya)

============================================================
============================================================
============================================================