Untitled-10BOGOR, TODAY – Pencemaran udara di Kabupaten Bogor sudah mulai kronis. Pas­alnya, pada tahun 2014 saja sedikitnya ada 16.708 kasus penyakit radang paru-paru (pneumonia) dan mengancam 526.488 balita tertular penyakit ini.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Kusnadi mengungkapkan jika se­rangan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama pneumonia banyak terjadi di wilayah padat dan daerah industri.

Kalau untuk tahun 2015, belum direkap. Dengan makin padatnya area industri kemung­kinan meningkat kasusnya. Paling banyak itu ada di wilayah dengan titik macet yang tinggi.

“Kepadatan penduduk juga menjadi salah satu faktor dalam penularan penya­kit ini karena perpindahan debu, kontak langsung dengan penderita seringkali ter­jadi. Bahkan bisa melalui batuk bisa tertu­lar,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Kolaborasi Antisipasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Pohon di Wilayah Kabupaten Bogor

Ia menerangkan, wilayah padat seperti Bojonggede, Ciawi, Cileungsi, Parungpan­jang, Dramaga, Citeureup dan Cibinong menjadi penyumbang pneumonia terbesar di Bumi Tegar Beriman. Hingga ia mengim­bau masyarakat di wilayah itu untuk meng­gunakan masker penutup hidung.

“Apalagi di daerah industri yang tentun­ya pencemaran udaranya sudah tinggi. Ka­wasan tambang pasir di Cigudeg juga me­miliki kasus yang tinggi. Kawasan industri harus bertanggungjawab untuk memper­baiki lingkungan dengan mengembalikan hutan disekitar pabrik,” lanjutnya.

Menurutnya, dengan tercemarnya uda­ra di wilayah itu dengan aktifitas indus­tri dan pertambangan menjadikan kasus pneumonia tidak bisa dihindari akibat po­lusi udara yang sangat tinggi. Terlebih den­gan tidak adanya kawasan hijau sekitarnya.

BACA JUGA :  PKRS RSUD Leuwiliang Berikan Edukasi Mengenai Buah Pada ANak – anak

“Ya bagaimana kalau lingkungan sudah tidak hijau lagi dan pencemarannya terlalu tinggi, otomatis masyarakat yang tinggal disekitarnya memiliki risiko sangat besar untuk menderita ISPA lewat virus dan bak­teri akibat udara tercemar,” jelasnya.

Untuk menghindari penyakit ini, ia mengimbau masyarakat untuk tetap men­jaga kualitas lingkungan menjaga pola makan dan menggunakan masker kala me­ninggalkan rumah.

“Kalau sudah terlanjur tertular, segara dibawa ke puskesmas untuk mendapat pengobatan. Biayanya murah kok. Cuma cukup bayar iuran saja,” pungkasnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================