BANGKOK TODAY – Tingkat kabut asap yang tidak sehat telah mencekik Bangkok  selama lebih dari sepekan, hal itu membuat penduduk ibu kota Thailand menggerutu, terkait tidak efektifnya langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.

Dilansir dari ABC News, Selasa (21/1/2020), Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Polusi, Pralong Damrongthai, menjelaskan bahwa krisis kabut asap di Bangkok dihasilkan dari udara yang masih bersih dan debu ultrafine (debu halus) yang berlebihan yang berasal dari emisi kendaraan dan aktivitas lainnya.

BACA JUGA :  Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Ketika kabut tebal menyelimuti kota pada hari Senin, tingkat polusi melonjak hingga 95 mikrogram per meter kubik partikel PM 2,5 pada siang hari di beberapa daerah.

Partikel tersebut cukup kecil untuk menembus dalam ke paru-paru, yang dapat menyebabkan masalah asma bronkial jangka pendek maupun masalah kesehatan jangka panjang yang serius.

Tingkat polusi di Bangkok digambarkan sebagai tingkat yang sangat tidak sehat karena level maksimum yang dianggap aman oleh pemerintah adalah 50 mikrogram per meter kubik partikel PM 2,5.

BACA JUGA :  2030 Tak Ada Pembangunan TPA Baru di Kota Bogor, Kok Bisa

Warga Bangkok Frustasi

Dengan kurangnya kemajuan pemerintah dalam memperbaiki situasi, warga Bangkok menjadi frustrasi. Sebuah survei oleh Institut Nasional untuk Administrasi Pembangunan yang dirilis pada hari Minggu menunjukkan 81% dari 1.256 penduduk setuju bahwa pemerintah tidak efektif dalam menyelesaikan masalah. Hanya 2,7% responden yang menyetujui upaya pemerintah.

============================================================
============================================================
============================================================