Untitled-5SERAPAN anggaran di Kabupaten Bogor masih terus bergerak. Dalam tiga hari, serapan belanja langsung sudah mencapai 67 persen dari target Rp 3,88 triliun.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Pemerintah Kabupaten Bogor pun terus mening­katkan pengawasan agar penyedia saja segera me­nyelesaikan pekerjaannya dan bisa melakukan penagihan.

Bupati Bogor, Nurhayanti men­egaskan terus memantau serapan anggaran untuk seluruh pekerjaan fisik di Bumi Tegar Beriman. Ia pun menaruh perhatian khusus pada Di­nas Bina Marga (DBMP), Dinas Pen­didikan (Disdik) dan Dinas Keseha­tan (Dinkes).

“Terus kami pantau kok serapann­ya, konsern kami ya pada tiga dinas itu dan manfaatnya bisa dirasakan lang­sung masyarakat. Karena merekalah pengguna anggaran terbesar. Tapi saya optimis kok akan terus mening­kat,” kata Yanti, Kamis (17/12/2015).

BACA JUGA :  Penemuan Mayat ODGJ Pria di Halaman Masjid Caringin

Hal ini dibenarkan oleh Sekre­taris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah (DPKBD) Kabu­paten Bogor, Relly Gubiraely jika persentase 67 persen masih akan terus berubah setiap harinya den­gan adanya tagihan dari peyedia setelah kontraknya selesai.

“Betul 67 persen, tapi ini masih terus bergerak dinamis setiap hari. Makin banyak yang peoyek yang selesai, makin naik persentase sera­pannya. Tapi, potensi serapan kami masih berkisar di 90 persen,” ujar Relly lewat pesan singkat.

Relly, serapan rendah tidak seja­lan dengan realisasi pekerjaan fisik. “Iya, kalau serapan rendah saja mah mending, kan fisiknya ada. Kalau tidak ada pekerjaan fisik, apa yang mau diserap. Kalau ini kan tinggal penagihannya saja,” tambahnya.

Menurutnya, Pendapatan Asli Dae­rah (PAD) Kabupaten Bogor per 14 De­sember telah mencapai Rp 1,85 triliun dari target Rp 1,79 triliun. “Kalau penda­patan kita, sudah sampai Rp 5,74 triliun dari target Rp 5,81 triliun,” tukasnya.

BACA JUGA :  Rio Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Cidereum, Diduga Karena Kelelahan

Hingga akhir Desember 2015, kata Relly, potensi serapan pe Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) men­capai 90 persen karena ada efisiensi yang kemudian menjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa).

“Yang 10 persen­nya kan ada efisiensi dari setiap paket pengerjaan. Ka­lau Silpa tahun ini, diperkirakan antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Tidak beda jauh dengan tahun lalu,” kata dia.

Menurut Relly, Silpa ada kategori positif yang berasal dari efisiensi anggaran dan over target pendapatan dan Silpa negatif karena tidak terserapnya anggaran yang tersedia. (*)

============================================================
============================================================
============================================================