HLPASCA lolosnya lima narapidana dan kedapatannya lima napi yang positif menggunakan narkoba jenis sabu dan eks tasi di dalam L embaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A P aledang Kota Bogor pekan lalu, membuat sejumlah pihak menanyakan kinerja Kepala Lapas Paledang Kota Bogor, Suharman.

Oleh : ABDUL KADIR BASALAMAH
[email protected]

Berbagai pihak menilai, Lapas Paledang Kota Bogor telah ter­coreng dari citra dan komitmen untuk mencip­takan lapas yang bersih.

Kritikan tidak berhenti sam­pai di Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yassona Laoly untuk menggeser kursi utama Kepala Lapas Paledang Kota Bogor.

Kali ini Pengamat Kebijakan Publik, Dosen Fakultas Hukum, Universitas Pakuan Kota Bogor, Isep Insan menuturkan, kejadian semacam ini perlu disikapi serius oleh Pemerintah Kota Bogor.

Pasalnya, praktek-praktek liar perlu diberantas untuk mewu­judkan Lapas yang bersih dari ‘tangan-tangan kotor’ yang me­manfaatkan kepentingan pribadi.

“Kepala Lapas itu mem­bawahi semua anggota-anggota lapas, baik karyawannya mau­pun warga binaannya. Maka ia yang bertanggung jawab juga atas kejadian-kejadian tersebut dan menurut saya seharusnya mundur dari jabatannya seb­agai sanksi moral yang pantas diterimanya, paling tidak pi­haknya mengudurkan diri dari jabatannya,”ujarnya saat dite­mui BOGOR TODAY kemarin.

Pihaknya mengatakan, se­cara moral pertanggung jawa­ban tetap berada ditangan Suharman sebagai orang yang paling bertanggung jawab ter­kait hal tersebut.

“Tetapi perlu diingat, apabi­la belum terbukti secara hukum maka sebagai warga negara yang baik perlu mengedepank­an asas praduga tak bersalah,” sambungnya.

BACA JUGA :  Pasangan Jaro Ade - Anang Hermansyah Berpeluang Maju di Pilbup Bogor 2024

Terkait dengan masuknya narkoba kedalam lapas, ia mengatakan sistem keamanan didalam lapas kurang bagus, seharusnya apabila ada ke­luarga dari napi yang menjen­guk ke lapas perlu dilakukan pengecekan secara detail oleh seluruh karyawan atau sipir di Lapas Paledang Kota Bogor.

“Setiap orang mempunyai berbagai macam modus un­tuk menyelundupkan narkoba kedalam Lapas Paledang Kota Bogor, seharusnya pengecekan dilakukan oleh para petugas lapas, terkait lolosnya narkoba dan kaburnya para napi, be­rarti kinerja Kepala Lapas Pale­dang Kota Bogor patut diper­tanyakan,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Yasso­na berencana akan mengevalu­asi kinerja Kalapas Paledang, Suharman, dalam waktu dekat ini. Menurut Politikus PDIP ini, selain terkait narkoba dalam lapas, Kalapas Paledang juga evaluasi terkait kasus kaburnya tuju orang napi. “Kami evaluasi total. Tidak hanya kalapas saja yang akan kami sanksi, sipir juga akan kami jatuhkan sanksi,” kata dia, kemarin malam.

Yasonna Hamonangan Laoly juga berjanji akan menindak te­gas sipir yang diduga memberi­kan handphone (HP) kepada sejumlah napi di Lapas Pale­dang. ”Kalau ada masuk HP di Lapas, berarti ada dugaan main mata antara sipir dengan tamu,” kata dia.

Terpisah, Komisi III DPR me­nagih komitmen Menkumham Yasonna Laoly untuk membenahi Lapas. Menyusul, kasus demi kasus miring di sejumlah lapas, terutama di Bogor. “Kemenkumham harus bertanggungjawab. Jangan salah­kan napinya, ini terus berulang. Harusnya komitmen Menkumham membenahi Lapas dijalankan,” kata Ketua Komisi III DPR, Bam­bang Soesatyo, kemarin.

BACA JUGA :  Minum Air Lemon untuk Turunkan Berat Badan, Benarkah? Simak Ini

Menurutnya, pengamanan Lapas harus menjadi tugas yang harus diprioritasnya oleh Menkumham. Bahkan, dia menyindir Menkumham lebih banyak mengurusi masalah konflik partai politik (parpol) ketimbang membenahi ma­salah Lapas. “Mungkin Men­kumham terlalu sibuk urusi parpol, jadi tugas utamanya diabaikan,” sindir politisi Par­tai Golkar ini.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat (FPD), Didik Mukriyanto menam­bahkan, masalah ini penting diklarifikasi oleh Menkumham. “ Tentunya penting diklarifi­kasi ke Menkumham. Apa yang dilakukan oleh Menkumham harus evaluasi setiap saat, melakukan pembinaan yang harus ditaati oleh pegawain­ya,” kata Didik.

Menurutnya, Menkumham harus memberikan sanksi dan penindakan yang tegas kepada petugas Lapas yang “bermain” memberikan ruang pelang­garan di Lapas. “Ini pertimban­gan/tolak ukur pengawasan terhadap Lapas. Harus dilihat secara utuh, tentunya baik napi atau oknum harus dapatkan sanksi/pembinaan,” ujarnya.

Saat dikonfimasi mengenai permasalahan yang terjadi di Lapas Paledang Kota Bogor, Suharman enggan menemui awak media dan pesan singkat BOGOR TODAY tidak berbalas. “Kepala Lapas kita sedang tidak ada, saya tidak berani memper­silahkan wartawan masuk tanpa seijin Pak Suharman,” pungkas salah satu staff Lapas Paledang Kota Bogor, Supriyono kepada BOGOR TODAY kemarin.

============================================================
============================================================
============================================================