KABAR tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, ternyata tak mengurangi beban aparat kepolisian. Perang terhadap terorisme terus berjalan, bahkan dikencangkan.
YUSKA APITYA AJI
[email protected]
Salah satu daerah yang rawan aksi terÂorisme adalah Jawa Barat. Aparat keÂpolisian mengakui hal ini. Polda Jabar mengaku tetap siaga terhadap segala anÂcaman kejahatan teroris.
“Sekarang ini teroris tidak pandang bulu. Kita tidak tahu kapan teror akan terjadi, yang jelas anggota di lapangan harus tetap siaga. Jawa Barat itu zona merah teror,†ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Bambang Waskito di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (20/7/2016).
Jenderal bintang dua ini tak meÂnampik jika sasaran ancaman teror saat ini mengarah kepada institusi kepolisian. Dia tak ingin peristiwa bom bunuh diri di Mapolresta SuraÂkarta pada bulan puasa lalu terjadi di wilayahnya. Bambang meÂnyatakan pihaknya tetap menjaga
keamanan agar situasi di Jabar tetap kondusif. “Arahan saya anggota tetap waspada. Kita tidak ingin kejadian seperti di Solo,†kata Bambang.
Dia menjelaskan, kesiapan perÂsonel di lapangan harus tetap ditÂingkatkan. Selain itu, memperketat pintu masuk setiap markas polisi, termasuk pengawasan wilayah objek vital seperti kantor pemerÂintahan, bank, dan tempat keraÂmaian masyarakat. “Harus berhati-hati dan lebih selektif memeriksa setiap orang yang datang,†kata Bambang.
Sesuai dengan instruksi dari Kapolri Jenderal Polisi Tito KarÂnavian agar seluruh Kapolda se-Indonesia beserta jajaran peka terÂhadap wilayahnya masing-masing. Karena kasus terorisme menjadi atensi utama pihak kepolisian.
“Saya imbau Babinkamtibmas kalau ada orang-orang yang menÂcurigakan segera dilaporkan suÂpaya kami lebih efektif dalam hal mengawasi,†ucapnya. Sejauh ini dia mengklaim situasi Jabar tetap kondusif. “Jabar masih aman,†ujar Bambang menegaskan.
Sementara itu, Kapolri JenderÂal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengimbau agar pengikut kelomÂpok teroris Santoso turun gunung. Santoso tewas setelah baku tembak dengan personel Satgas Tinombala gabungan TNI-Polri. “Saya pribadi sebagai Kapolri imbau kepada saudara-saudara kita yang masih di atas untuk turun gunung,†ungkap Tito saat memberi keterangan pers di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (20/7/2016). Tito didampingi oleh Panglima TNI dan Kepala BNPT SuÂhardi Alius yang baru saja dilantik Presiden.
Tito bersama Panglima TNI terÂbang ke Palu hari ini untuk menÂgapresiasi langsung tim Satgas OpÂerasi Tinombala atas keberhasilan menumbangkan Santoso. Selain itu, keduanya juga ingin melihat bagaimana penanganan terhadap jenazah Santoso dan jenazah diÂduga Muchtar yang kini berada di RS Bhayangkara Palu. Tito juga disebut ingin melihat barang bukti yang diamankan setelah baku temÂbak terjadi, termasuk senjata api jenis M-16.