ENGGAN dikatakan masuk angin dalam mengungkap oknum pejabat beking gurandil, Polres Bogor terus melakukan pengembangan pasca penertiban kampung gurandil September lalu dan terus membidik bandar-bandar besar para gurandil.
RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]
Kapolres Bogor, AKBP SuyÂudi Ario Seto mengungÂkapkan, beberapa hari lalu sempat menangkap dua gurandil. Namun, penangkapan ini belum dipaparkan ke publik lantaran masih tahap penÂdalaman yang dilakukan Satreskrim Polres Bogor.
“Bukan Cuma dua. Tapi malah sepuluh lagi sudah kami tangkap. Tapi nanti dulu. Intinya, siapapun yang terbukti melakukan penamÂbangan ilegal, kami tindak sesuai hukum yang berlaku,†kata mantan Kapolres Majalengka ini, Minggu (15/11/2015).
Selain pengembangan kasus, kata Suyudi, pihaknya juga terÂus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Bogor Barat, khususnya Kecamatan Nanggung, agar mereka berhenti untuk menamÂbang emas secara tradisional.
“Saya sudah nasihati berkali-kali supaya jangan bermain disana lagi. Karena rawan disana, kemudian medannya yang berbahaya dalam lubang yang sempit. Belum lagi, masalah lingkungan. Tapi kalau membandel, risiko tanggung sendiÂri,†tukasnya.
Meski sosialisasi untuk meningÂgalkan pekerjaan sebagai penamÂbang emas, namun Pemerintah Kabupaten Bogor belum juga menÂemukan solusi pekerjaan yang pas untuk warga setempat. Lantaran penghasilan sebagai penambang emas, meski dengan cara tradisionÂal, menjanjikan penghasilan yang menggiurkan.
Kapolres pun menanggapi antuÂsian perintah Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Moechgiyarto yang menuÂgaskan seluruh kapolres yang ada di wilayah hukumnya untuk menutup segala aktivitas penambangan ilegal.
“Di daerah manapun, penamÂbangan tanpa izin harus ditindak tegas. Saya minta kepada semua kapolres untuk memeriksa semua perizinan tambang di wilayah Jabar, jika tak berizin maka harus ditutup,†tegasnya.
Bayangkan, dalam setahun, khuÂsusnya di Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) PT Antam Pongkor, bisa merugi hingga Rp 1 triliun akiÂbat pencurian emas. Dan ini telah terjadi sejak Antam Pongkor dibuka tepatnya tahun 1998 lalu.
“Ini memang bukan pekerjaan mudah. Karena sebelum Antam daÂtang, warga disana itu memang mata pencahariannya sebagai penambang emas. Makanya, untuk menggiring mereka agar mau beralih ke profesi baru juga cukup sulit,†kata Bupati Bogor, Nurhayanti.
Mantan Sekretaris Daerah (SekÂda) Kabupaten Bogor ini menamÂbahkan, solusi pekerjaan sedang dipikirkan dengan menggandeng Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) dan Badan Ketahanan Pangan, Pelaksana PenyÂuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BKP5K).
“Kami ingin mengembangkan potensi pertanian, peternakan dan UMKM disana. Tapi, kami harus inÂventarisir dulu warga disana, setuju atau tidak. Saya yakin, pelan-pelan bisa dilaksanakan. Yan penting itu, penerapan kebijakan pasca yang kontraknya habis 2019 nanti,†kata nenek dua cucu itu. (*)