ramires-7-cutKLUB-klub peserta Liga Super China nampaknya kelewat kaya. Mereka tak segan mendatangkan pemain-pemain matang dengan guyuran uang melimpah. Awal tahun 2016 ini mereka telah mendatangkan beberapa nama beken untuk bermain di Negeri Tirai Bambu itu. Tak hanya berani mengeluarkan dana besar untuk urusan transfer, bintang sepakbola yang sebelumnya betah main liga-liga top Eropa pun dirayu dengan gaji tinggi. Bahkan, gaji mereka lebih tinggi ketimbang pemain yang merumput di Liga Italia Serie A.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Kabar terbaru, pe­main yang belum juga dua bulan merasakan atmos­fer La Liga Spanyol bersama Barcelona, Arda Turan pun bakal dibajak oleh salah satu klub China. Tak tanggung-tanggung, biaya yang disiapkan untuk membajak gelandang Turki itu mencapai 100 juta euru atau setara dengan Rp 1,5 triliun pada jendela transfer musim pa­nas, Juni mendatang. Selain itu, klub tersebut juga tengah meny­iapkan klausul kontrak senilai 12 juta euro (Rp 183) agar Dani Alves rela merumput di Benua Kuning hingga tiga tahun kedepan.

Belum hilang dari ingatan ketika bintan Shaktar Donetsk, Alex Teixera berpaling dari Liv­erpool dan memilih bermain di Jiangsu Suning dengan trans­fer mencapai 50 juta euro (Rp 750 miliar) serta gaji 150 ribu poundsterling (Rp 2,9 miliar) per pekannya. Selain Teixera, nama Jacson Martinez juga men­arik perhatian saat didatangkan Guangzhou Evergrande dari At­letico Madrid dengan tebusan 42 juta euro dan gaji 240 ribu euro (Rp 3,6 miliar) per pekan.

Selain dua pemain itu, masih ada Ramires dan juga Fredy Gua­rin yang menyeberang ke Liga China. Untuk empat pemain itu saja, klub-klub Liga China sudah menggelontorkan uang sekitar 131 juta euro. Dengan jumlah itu, ada keyakinan bahwa mereka akan dengan mudah memecah­kan rekor transfer sebesar 100 juta euro di masa mendatang.

Geliat transfer liga ‘antah berantah’ ini begitu menyita per­hatian. Pasalnya, saat klub-klub Eropa mengencangkan ikat ping­gangnya dalam urusan transfer, China justru jor-joran dengan melancarkan sejumlah mega transfer. Lalu, apa sebenarnya motif Liga China begitu royal dalam menghamburkan uang­nya musim ini?

Rupanya, semua itu berawal dari kunjungan Presiden China, Xi Jinping ke markas Manches­ter City, Oktober 2015 lalu. Sekembalinya dari Inggris, Xi langsung mewacanakan adanya perubahan besar dalam sepak­bola Tiongkok, sebagai komit­men dukungan besarnya untuk olahraga. Selain senang dengan sepakbola, Xi juga memiliki misi yang ingin dicapai lewat permainan 11 lawan 11 ini.

Namun, misi itu terkesan sedikit ‘nyeleneh’. Yakni meng­hambat pertumbuhan obesitas di negaranya. Xi berharap, den­gan semakin meriahnya Liga Su­per China, bakal menumbuhkan generasi muda China untuk giat berolahraga. Ia juga ingin agar gengsi Liga China bisa segera naik. Incarannya jelas soal bis­nis. Dengan adanya bintang-bintang besar, mereka jelas akan menaikkan nilai jual Liga China.

Atas mimpi Xi Jinping itu, pemilik-pemilik klub di Liga Chi­na pun tertantang oleh rencana sang presiden serta digunakan untuk investasi klub untuk menggemukkan ukuran eko­nomi olahraga pada tahun 2025 mendatang.

Prestasi juga jadi satu alasan bagi China. Dengan hadirnya bintang sepakbola yang telah malang melintang di liga top Er­opa, maka akan membawa ilmu yang bagus bagi pemain-pemain lokal. Pasalnya, dengan status salah satu raksasa di kancah sepakbola Asia, mereka baru sekali lolos ke putaran Piala Du­nia. Saat ikut ambil bagian di Pi­ala Dunia 2002, mereka menjadi juru kunci tanpa bisa membobol gawang dan kemenangan.

BACA JUGA :  Lahirkan Generasi Emas pada 2045, Siti Chomzah Ajak Kepala PAUD se-Kabupaten Bogor Optimalkan Gerakan Transisi PAUD SD 

Untuk level Asia, raihan terbaik China baru sebatas dua kali menjadi runner-up Piala Asia. Mereka mencapainya di tahun 1984 dan 2004. Dengan membangun liga yang bagus dan kompetitif, jelas China juga sedang mempunyai misi untuk membuat pondasi yang kuat un­tuk tim nasional mereka.

Selain nama-nama yang telah disebutkan diatas, ada juga Tim Cahill, Paulinho, Fredy Gua­rin, Demba Ba, Gervinho serta Gyan Asamoah yang berkarir di China. Untuk level pelatih, Luiz Felipe Scolari dan Mano Menezes juga telah menerapkan metode di Negeri Tirai Bambu. Scolari menangani Guangzhou sejak 2015, sementara Menezes mengarsiteki Shandong Luneng sejak 2016 ini. Ada juga nama Ramires yang dibajak Jiangsu Suning dari Chelsea dengan te­busan 25 juta poundsterling.

Pekan ini, Odion Ighalo, striker Watford di Inggris, men­gaku sempat ditawari gaji seki­tar 200-300 ribu poundsterling (Rp 3,9 miliar-Rp 5,8 miliar) per pekan oleh klub Hebei China Fortune, yang saat ini turut di­perkuat Edu, Stephane Mbia, Gervinho dan Gael Kakuta.

“Uang sebesar itu tak mu­dah ditolak. Beberapa rekan setimku di ruang ganti sempat bilang, ‘Jangan buang peluang’. Tapi aku bukan tipe orang yang memutuskan begitu saja. Aku memanjatkan doa dan Tuhan mengatakan itu bukan untukku, tak peduli besarnya uang yang terlibat. Aku tahu Tuhan akan memberi arahan. Ketika aku menolak, mereka menawarkan lebih banyak uang, hampir 300 ribu poundsterling per pekan. Aku mengatakan ke mereka ka­lau ini bukanlah perkara uang,” tuturnya.

Gaji dengan nominal terse­but bukan cuma terbilang dah­syat untuk Ighalo, atau para pesepakbola pada umumnya, melainkan juga tetap terbilang gila jika disandingkan dengan pemain-pemain ternama dunia.

Dengan gaji Gyan Asamoah yang ditaksir mencapai 227 ribu poundsterling (Rp 4,5 miliar) per pekan di Shanghai SIPG, pe­main yang pernah berseragam Udinese, Modena, Rennes dan Sunderland itu bahkan punya pendapatan lebih besar dari Ga­reth Bale di Real Madrid (230 ribu euro per pekan, sekitar Rp 3,5 miliar) atau Gonzalo Higuain di Napoli (105 ribu euro per pe­kan, sekitar 1,6 miliar).

Pecah Empat Rekor Transfer

Dengan besarnya nilai-nilai transfer di China, rekor transfer terbesar pun telah empat kali terpecahkan dalam sebulan tera­khir. Penyerang, Shanghai Shen­hua, Tim Cahill pun yakin tren itu akan terus berlanjut.

Shanghai SIPG jadi klub per­tama yang pecahkan rekor trans­fer dengan membeli Elkeson dari Guangzhou Evergrande Taobao dengan harga 18 juta euro. Tapi itu baru riak kecil di tengah tsu­nami transfer Liga China.

Jiangsu Suning lalu men­datangkan Ramires dari Chel­sea dengan banderol 28 juta euro, lalu Guanzhou Evergrande memboyong Jackson Martinez dari Atletico Madrid dengan harga 42 juta euro dan Suning kembali pecahkan rekor usai beli Alex Teixeira seharga 50 juta euro. Gervinho dan Fredy Guarin juga memutuskan untuk hijrah ke China pada Januari ini. Mereka menyusul Paulinho, Demba Ba, Stephane Mbia, dan Asamoah Gyan yang sudah gabung sejak musim lalu.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Wakil Indonesia di Final Swiss Open 2024

Dan Cahill, yang bisa saja satu tim dengan penyerang Paris Saint-Germain, Ezequiel Lavezzi di Shenhua, pun yakin nilai transfer klub China bakal lebih gila di masa depan. “Saat tiba pertama kali di China, saya su­dah lihat visi mereka. Saya tahu maksud dan apa yang mereka inginkan. Sekarang cukup gila bisa melihat semua ini terjadi. Ini gila tapi akan lebih parah lagi. Ini akan jadi sangat besar, mere­ka bisa saja segera memecahkan rekor 100 juta euro dengan mu­dah,” tambah pemain Timnas Australia tersebut.

Menurut pemain 36 tahun itu, keputusan para pemain jebolan Eropa untuk memilih China murni karena uang, meski kondisi kehidupan di ‘Negeri Tirai Bambu’ dinilai masih jauh dari standar Eropa. “Keputusan yang para pemain buat bukan soal sepakbola seperti saat saya masih muda, mereka murni soal keuntungan pribadi. Pe­main juga akan diuji soal tempat tinggal di China. Saya tinggai di Shanghai, kota besar. Beberapa area masih sedikit sulit. Kita lihat berapa lama mereka akan ber­tahan,” imbuh Cahill.

Manajer Arsenal, Arsene Wenger pung angkat bicara ter­kait besarnya transfer yang telah digelontorkan Liga China di bur­sa musim dingin. Itu adalah buk­ti bahwa Premier League bisa tertinggal jika tidak terus men­datangkan talenta-talenta baru.

Tren baru transfer dari klub-klub China itu, menurut Wenger, bisa membawa dampak kenai­kan harga pemain dari seluruh dunia. Rekor transfer 100 juta poundsterling tak lama lagi men­jadi angka yang bisa dicapai.

Gareth Bale saat ini ma­sih memegang rekor termahal dengan nilai transfer 85 juta poundsterling dari Tottenham Hotspur ke Real Madrid pada September 2013. “China terlihat punya kekuatan finansial un­tuk memindahkan seluruh (pe­main) liga Eropa ke negaranya,” kata Wenger menunjukkan rasa kekhawatirannya.

Walau begitu, Wenger memprediksi tren tersebut belum tentu bertahan lama. “Apakah mereka tetap punya keinginan untuk melakukan hal itu? Ingat, Jepang pernah melakukannya beberapa tahun lalu, tetapi kemudian menu­run. Saya tidak tahu seberapa besar keinginan di China, na­mun bila ada keinginan politik cukup besar, kita perlu kuatir,” pungkasnya. (*/Net)

GAJI EDAN PEMAIN DUNIA

  • La Liga Spanyol

– Lionel Messi (Barcelona) Rp 5,8 miliar

– Cristiano Ronaldo (Real Madrid) Rp 5,8 miliar

– Gareth Bale (Real Madrid) Rp 3,5 miliar

  • English Premier League

– Wayne Rooney (Manchetster United) Rp 5,1 miliar

– Sergio Aguero (Manchester City) Rp 4,6 miliar

– Yaya Toure (Manchester City) Rp 4,6 miliar

  • Serie A Italia

– Daniele De Rossi (AS Roma) Rp 1,9 miliar

– Gonzalo Higuain (Napoli) Rp 1,6 miliar

– Paul Pogba (Juventus) Rp 1,3 miliar

============================================================
============================================================
============================================================