alfian mujani

KETIKA kebenaran dan kekuasaan menyatu, maka kepemimpinan tampak indah dan barokah. Tapi di sini, kebenaran dan kekuasaan sering kali berseberangan. Begitu penguasanya dzalim dan lalim, maka kebenaran dipinggirkan dan menjadi bahan olok-olok. Seorang Kepala Dinas yang berusaha istikomah menentang praktik suap, upeti, bagi-bagi komisi proyek, dan anti korupsi secara terang-terangan, akan dianggap aneh oleh kawan-kawan sejawatnya. Di dinas pemerintahan di Bogor ada seorang Kepala Dinas yang mengaku sering diolok-olok sok bersih dan sok lurus, gara-gara dia berusaha menolak praktik bagi-bagi rezeki dari uang pemberian para pemburu proyek APBD. Uang upeti alias suap. Tak mudah memang menghadapi situasi yang muncul akibat berseberanganya kebenaran dengan kekuasan. Hanya orang merdeka yang merasa bebas untuk berada di dalam kebenaran dan berani tampil beda. Sementara mereka yang bermental budak akan memilih berada dalam kekuasaan, meskipun kekuasaan itu dzalim.

============================================================
============================================================
============================================================