KEBENARAN disampaikan dengan cara tidak benar, tidak santun dan tidak beradab, penuh ancaman dan caci maki. Itu tentu sangat menyeÂdihkan. Lebih sedih lagi ketika kita meliÂhat begitu banyak keÂbatilan disampaikan dengan cara yang halus dan beradab. Sedih karena banyak orang awam yang tertipu, terkecoh dan terpikat hanya karena tampilannya, bukan karena isinya.
Mengajak orang untuk bersama dalam zona keselamatan dan kedamaian, mesÂtinya dengan cara yang menyelamatkan dan mendamaikan. Ketika bertemu dengan perÂbedaan, selesaikanlah dengan cara damai dan saling mendoakan untuk kebaikan bersama.
Betapa indah jika kita mampu menjadi pendamai dan pendukung perdamaian. Akan dibaca anak cucu kita bahwa nenek moyang mereka adalah orang-orang berjiwa besar yang selalu bersemangat mewariskan keÂdamaian. Darimana kita harus memulai? Dari diri kita sendiri. Ibda’ binafsik (mulailah dari dirimu sendiri), dengan cara mendamaikan hati, nafsu, akal dan pancaindera kita.