SETELAH Setya Novanto lengser dari jabatan Ketua DPR RI, Kejaksaan Agung (Kejagung) kian gencar memburu pengusaha minyak, Riza Chalid. Bahkan Kejagung menyebut Riza sebagai buron.
YUSKA APITYA AJI
[email protected]
Hingga kini, taipan minyak yang terbelit kasus “Papa Minta SaÂham’ itu masih belum diketahui keberadaannya. Bahkan, KejaÂgung juga meminta tolong otoÂritas keamaan Luar Negeri untuk membantu memburu Riza Chalid.
Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan pihaknya menggandeng lembaga keÂamanan luar negeri untuk mencari pengusaha minyak Riza Chalid. Hal ini dilakukan bila Riza tak kunjung memenuhi panggilan kejaksaan untuk dimintai keterangan.
“Iya, seperti kami meminta banÂtuan untuk menangkap buronan di Kamboja beberapa waktu lalu,†kata Prasetyo di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2015).
Selain kerja sama dengan keamanÂan luar negeri, kejaksaan juga akan mencari informasi tambahan dari sumÂber atau lembaga lain. Sebab, tak meÂnutup kemungkinan wajah orang yang dicari telah berubah. “Mungkin muÂkanya udah berubah, hidungnya sudah ditambah,†ujarnya.
Prasetyo mengaku belum mendapatkan informasi yang jelas tenÂtang keberadaan Riza. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Kementerian Luar Negeri, kata PraÂsetyo, hanya menyatakan Riza sedang berada di luar negeri. “Silakan Anda tanya sendiri, di mana tepatnya,†ujarnya.
Prasetyo mengungkapkan kekhaÂwatirannya jika semakin lama Riza tidak diketahui keberadaannya, pria yang tersangkut kasus dugaan pemuÂfakatan jahat bersama Setya Novanto itu telah mengubah penampilannya agar tidak mudah dicari. “Namanya cari orang itu tidak mudah. Mungkin mukanya sudah diubah, “ ujar PraÂsetyo.
Hingga saat ini, kejaksaan juga beÂlum meminta bantuan Interpol untuk mencari Riza. Alasannya, Riza baru dipanggil satu kali. “Sampai saat ini, tim penyelidik belum melakukan koorÂdinasi dengan Polri (untuk mencari Riza),†ujar Direktur Penyidikan TinÂdak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Fadil Zumhana.
Terpisah, Kepala Kepolisian RI JenÂderal Badrodin Haiti juga menyatakan belum ada koordinasi lebih lanjut denÂgan kejaksaan terkait pencarian Riza. “Masih diproses di kejaksaan,†ujarnya.
Penyidik Jampidsus menyatakan tiÂdak berhenti mengusut dugaan perkaÂra pemufakatan jahat yang dilakuÂkan Setya Novanto dan Riza Chalid. Perkara itu terjadi saat Novanto dan Chalid menggelar pertemuan dengan Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin. Di dalam rekaman perteÂmuan itu, Novanto dan Chalid disebut meminta saham ke Freeport atas nama Presiden dan Wakil Presiden. Perkara itu masih berstatus penyelidikan.
Terpisah, Peneliti Soegeng Sarjadi Syndicate Ari Nurcahyo mengingatkan publik agar terus menyoroti dan tidak melupakan pengusaha Muhammad Riza Chalid dalam kasus perundingan kembali perpanjangan kontrak PT Freeport yang mencatut nama PresÂiden dan Wakil Presiden.
“Mundurnya (mantan Ketua DPR) Setya Novanto kan atas desakan publik tetapi publik juga jangan lupa pemain besarnya yang mungkin salah satunya Riza Chalid. Bahkan MKD pun tidak mampu mendatangkannya,†kata Ari, Jumat (18/12/2015).
Menurut Ari, bisnis PT Freepot sangat besar dan di belakangnya keÂmungkinan ada pemain-pemain beÂsar. “Banyak pemain-pemain besar dalam politik “papa minta sahamâ€. Riza mungkin dihubung-hubungkan dengan mafia. Mafia itu bukan hanya satu aktor saja tetapi banyak aktor-akÂtor lainnya karena mereka melakukan persekongkolan,†kata Ari.
Setya mengundurkan diri dari jaÂbatan Ketua DPR, Kamis lalu. Namun Partai Golkar menempatkannya seÂbagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan mengusulkan Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR.
Berdasarkan catatan, tim penyeliÂdik Pidsus Kejagung hingga kini baru memeriksa Menteri ESDM Sudirman Said, Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Syamsuddin, staf ketua DPR bernama Dina, Darmo, dan sejumlah saksi ahli.
“Beliau berperan sebagai Deputi I. Tidak berperan langsung. Kiita hanya memperkaya, memperbanyak masuÂkan. Kita selaku penyelidik mencari masukan sebanyak-banyaknya,†kata Direktur Penyidikan (Dirdik) Pidana Khusus (Pidsus) Kejagung Fadil JumÂhana, di Kejagung, Jumat (18/12/2015).
Untuk diketahui, Darmo meruÂpakan tangan kanan Luhut Panjaitan. Kedekatan dengan Darmo itu diakui Luhut saat dipanggil untuk memberiÂkan keterangan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) beberapa waktu lalu. “Saya jelaskan, dia (DarÂmo) seorang profesional, anak buah saya. Saya tidak meragukan! Jadi, janÂgan berburuk sangka pada orang lain,†tegas Luhut. (*)