BOGOR, TODAYÂ – Kepala BiÂdang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan BenÂcana Daerah (BPBD) Jawa Barat Warsajaya menyatakan sekitar 60 persen wilayah Jabar kini mengalami kekeringan pada musim kemarau 2015.
“Namun, kekeringan ini tidak melanda semua wilayah di daerah-daerah tersebut. Misalnya di Kabupaten BandÂung ada 10 kecamatan, tidak semua mengalami kekeringan, hanya beberapa saja,†kata Warsajaya, saat berkunjung di BPBD Kabupaten Bogor, Minggu (2/8/2015)
Berdasarkan hasil rapat anÂtara pihaknya dengan BPBD kaÂbupaten/kota di Jabar sejumlah daerah yang sudah mengalami kekeringan di antaranya kaÂwasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat.
“Hampir setengah wilayah Pantura itu terkena kekeringan mulai dari Kabupaten IndramaÂyu, Cirebon, Kabupaten MajaÂlengka, terus ke Kabupaten SubÂang dan Kapupaten Karawang,†kata dia.
Selain itu, lanjut Warsa, kekeringan juga melanda wilayah Selatan Jawa Barat sepÂerti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Ciamis dan TasikÂmalaya. “Bekasi dan Bogor juga kena. Bahkan di Bogor itu sudah sejak bulan Mei 2015 mereka kekurangan air bersih,†kata dia.
Menurut dia, masih berÂdasarkan hasil rapat antara pihaknya dengan BMKG dan BPBD kabupaten/kota dinÂyatakan kekeringan yang terjadi di Provinsi Jawa Barat diprediksi akan berlangsung dari 27 Juli hingga Desember 2015.
Terpisah, Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan, damÂpak kekeringan dari musim keÂmarau tahun ini yang melanda separuh wilayah di Kabupaten Bogor merupakan yang terÂparah. Menurut dia, dari hasil laporan, ada 3.000 hektare sawah yang puso atau gagal panen pada musim kemarau ini.
“Kekeringan bukan hanya terjadi di Kabupaten Bogor, di daerah lain juga sama. Ini tidak bisa dihindari. Tahun ini, kekerÂingan yang terjadi di Kabupaten Bogor yang terparah,†ucap Nurhayanti.
Untuk mengantisipasi kekeringan yang kian parah, pihaknya telah menyediakan enam embung (tempat untuk menampung suplai aliran air hujan) di sejumlah wilayah yang terkena musibah kekeringan. “Kita sudah menyediakan enam embung untuk persediaan air. Ke depan, akan dikembangkan lagi di wilayah Cijurai,†katanya.
Sementara itu, Kepala DiÂnas Pertanian dan Kuhatanan Siti Nurianty menjelaskan, sejak bulan Juni hingga Juli 2015, terÂdapat 2.300 hektar lahan perÂtanian mengalami gagal panen. Selebihnya, ada yang kekeringan ringan, sedang, dan berat.
Dia menambahkan, jika dalam waktu sebulan ke deÂpan tidak ada hujan, ada 7.000 hektar lahan pertanian yang terancam puso. Tempat yang paling parah, lanjut dia, adalah wilayah timur Kabupaten Bogor yang merupakan lumbung padi. “Jelas, target produksi tidak akan tercapai sebab sejumlah lahan pertanian sudah gagal panen. Kita harap dalam waktu sebulan ini hujan akan turun,†ujarnya.
(Rishad N|Yuska Apitya)