A1-20122015-KAKIAN-TOTO1,-oke“Living and dreaming are two different things, but you can’t do one without the other.” Begitu kata Malcolm Forbes. Benar. Hidup dan mimpi memang dua hal yang berbeda, tetapi Anda tak bisa menjalani yang satu tanpa yang lainnya. Mal­colm Forbes akhirnya menjadi pemimpin bisnis majalah itu, melanjutkan bisnis ayahnya.

Oleh : N. Syamsuddin Ch. Haesy

SAYA ingat kalimat anak pendi­ri majalah ekonomi legendaris dunia Forbes, ini kala duduk di teras Opera 2 – Wine Hotel – di perbukitan Castelvetro – Emilia Romagna, antara Maranello den­gan Modena. Senja hampir turun kala itu. Balbina, yang sedang bertugas senja itu bercerita panjang leb­ar tentang bisnis keluarganya, yang dimulai dengan usaha fer­mentasi anggur menjadi wine yang diberi merk Opera02. Bisnis itu kemudian berkem­bang menjadi lebih besar lagi, ketika keluarganya memutus­kan untuk membangun hotel di perbukitan desa yang sangat dingin itu.

“Semua ini bermula dari mimpi,” ungkap Balbina. Mimpi mempunyai pabrik wine dengan resort hotel yang sohor dileng­kapi dengan restoran. Mimpi itu memerlukan waktu cukup lama, hingga menjadi realitas.

BACA JUGA :  Gangguan Mental Bisa Jadi Pemicu Susah Bangun Pagi, Benarkah?

Mimpi adalah keniscayaan. Bukan sekadar bunga tidur. Mimpi yang tak terkelola akan menjadi imajinasi kreatif yang mendorong inovasi dan mewu­jud dalam rencana bisnis. Bu­kan sekadar ilusi atau fantasi. Sekeluarga mereka memba­has mimpi itu, dan meru­muskan focal concern (sentra kepedulian) bisnis.

Lalu mereka mengha­dapkannya dengan berbagai kekuatan pendorong (driving forces). Mulai dari asset tak se­berapa berupa pabrik wine tua peninggalan keluarga, perke­bunan anggur seperti yang di­miliki petani lain. Lantas lokasi asset itu yang sangat strategis dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata.

Mereka mengelola mimpi kolektif itu dan merumuskan­nya menjadi imajinasi yang secara terencana dikelola men­jadi visi bisnis, sebagai tujuan wisata utama dan pilihan per­tama di daerah itu. Dengan rencana bisnis yang mereka rumuskan bersama, akhirnya mereka memperkuat akses ke­pada bank yang memberikan pinjaman sesuai dengan nilai asset.

Dengan kerja keras dan konsistensi pada core busi­ness: wine fabric, resto, dan hotel, mimpi yang telah beru­bah menjadi imajinasi dan menjelma sebagai visi bisnis, akhirnya apa yang mereka kehendaki tercapai. “Kelola mimpi Anda dengan baik. Ru­muskan dalam visi bisnis yang jelas,” cetus Balbina.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Lengkap Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Untuk mencapai visi bisnis, itu mereka merumuskan misi, yang keseluruhannya menggu­nakan kata kerja aktif, antara lain: memproduksi dan me­nyediakan wine terbaik, ma­kanan khas Itali dan hotel yang nyaman berkualitas. Misi itu dilaksanakan secara kolektif, berbasis komitmen pada kuali­tas dan kemajuan bisnis.

“Hasilnya adalah apa yang Anda bisa saksikan dan nikma­ti senja ini,” ujar Balbina.

Dalam menjalankan bis­nisnya, melaksanakan misi untuk mewujudkan visi bis­nis, jangan pernah takut gagal. “Ingat.. sukses itu hak semua orang. Karena itu setiap orang harus punya cara memperoleh haknya itu sesuai peluang dan tantangan yang tersedia.”

Yang penting, katanya, se­mua orang yang berada dalam bisnis mempunyai komitmen untuk mencapai impian itu. Lalu, konsisten dan konsek­uen melaksanakannya. Untuk mewujudkan semua itu, se­mua orang yang terlibat dalam bisnis harus optimistis.

Balbina mempersilakan saya masuk ke gudang wine produksinya. Dia memperli­hatkan bagaimana cara mere­ka menjaga mutu produknya. Bisnis keluarga yang mulanya hanya dikenal di wilayah Emil­ia Romagna, itu kini terkenal ke seantero dunia…

============================================================
============================================================
============================================================