JAKARTA, TODAY — SeÂpekan menjelang perÂayaan Natal dan TaÂhun Baru 2016, Badan Intelejen Negara (BIN) menyatakan Indonesia Siaga Satu teror bom.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) SuÂtiyoso menÂgatakan, Indonesia sedang dalam siaga satu ancaÂman terorisme. Hal ini meruÂpakan buntut penangkapan sembilan orang terduga teroris di beberapa daerah sejak tiga hari lalu.
“Ya (siaga satu). Begitu juga yang di luar negeri, sudah saya kumpulkan hari ini. Makanya saya harus kembali ke kantor untuk memberi pengarahan kepada mereka,†ujar Sutiyoso di kantor KeÂmenterian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Jl Merdeka Barat, JakarÂta, Senin (21/12/2015).
Sebelumnya, Polri menerima inforÂmasi bahwa akan ada aksi teror pada Desember. Informasi serupa diperoleh Biro Penyelidik Amerika Serikat (FBI) dan pihak keamanan dari Singapura. Menurut Sutiyoso, BIN sudah menyÂiagakan semua anggota di Indonesia. “Belajar dari pengalaman di Paris, poÂkoknya tingkatkan kewaspadaan, ke aparat saya seperti itu,†ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan hal serupa. “Kami lakukan langkah preventif siaga satu, kami temÂpatkan personel terbuka-tertutup di seluruh tempat yang bisa jadi ancaman terorisme,†ujarnya. Ia mengatakan akan memperketat obyek-obyek vital dan tempat berkumpulnya masyarakat serta kantor pejabat.
Badrodin mengatakan target utama teroris saat ini adalah polisi dan warga Syiah. “Sasaran itu, pejabat kepolisian dan eks anggota Densus 88. Kedua, kantor-kantor kepolisian. Ketiga, keÂlompok tertentu yang ditegaskan itu Syiah,†ucapnya.
Sutiyoso mengimbau masyarakat berÂperan aktif dalam aksi pencegahan ini. “Kembali, kuncinya pada masyarakat. Kalau ada yang aneh atau tak lazim, haÂrus cepat lapor kepada kami,†ucapnya.
Sepekan kemarin, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah terduga teroris di sejumlah kota. Juru bicara Polri, Inspektur JenÂderal Anton Charliyan, menyebutkan para terduga teroris berencana meneÂbarkan teror pada Natal dan Tahun Baru.
Kapolri mengatakan, semua orang bisa jadi sasaran teror. Karena itu, Polri melakukan pengetatan pengamanan di mana-mana. “Kami perketat, baik proyek vital maupun tempat berkumÂpulnya masyarakat dan kantor pejaÂbat,†ujarnya.
(Yuska Apitya Aji)