NAMA Julia Hadi di dunia desain perhiasan mewah sudah tidak asing lagi, khususnya bagi para pencinta maupun kolektor bebatuan mulia. PengalaÂman berbisnis selama 27 tahun membuat Julia menjadi salah satu pengusaha sekaligus desainer perhiasan yang cukup diakui karya-karyanya.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Wanita keturunan Indonesia- China-Jepang ini menceritaÂkan bahwa perhiasan sudah menjadi ketertarikannya seÂjak duduk di bangku sekolah dasar. MemiÂliki orangtua yang menggemari perhiasan, membuat Julia terbiasa melihat berbagai macam logam dan batu mulia yang ada di rumahnya. Terkadang, Julia kecil juga memÂbantu merawat perhiasan orangtuanya dan di masa mudanya, bisa dibilang tiada hari tanpa perhiasan.
“Sudah dibiasakan tidak pernah polos. Seiring berjalannya waktu saat saya dewasa, tepatnya ketika kuliah, saya mulai belajar dagang perhiasan. Bawa-bawa perhiasan dan saya jual. Itu menyenangkan,†tutur JuÂlia seperti dilansir dari Wolipop.
Menjajakan perhiasan dari klien yang satu ke klien lain membuat wanita yang kini tinggal di Amerika Serikat ini sadar bahwa ada yang kurang dengan tren perhiasan kala itu. Menurutnya desain perhiasan yang ia temui kurang variatif, modelnya pun cendeÂrung serupa. Padahal perhiasan merupakan salah satu bentuk ekspresi dari kepribadian seseorang dan seharusnya modelnya lebih personal.
“Perhiasan memancarkan kepribadian seseorang apakah dia elegan, simple atau mungkin, maaf, norak. Jadi saya mulai berÂpikir untuk mendesain sendiri dan mencari pengrajin untuk membuatkan perhiasanÂnya,†ujar wanita yang telah 13 tahun menÂjadi desainer perhiasan ini.
Julia mulai merancang sendiri koleksi perhiasannya dari sebuah ‘bengkel’ kecil di Jakarta, dengan beberapa tenaga pengrajin. Memberikan sentuhan personal dalam seÂtiap rancangan membuat koleksi perhiasan karya Julia berbeda dari produk lain yang ada di toko kebanyakan. Klien yang berawal dari pertemanan pun mulai berdatangan karena Julia bisa membuatkan mereka perÂhiasan yang custom-made.
Tak cukup sampai di situ, Julia pun membekali pengetahuannya soal perhiasan dengan mengikuti seminar serta kursus untuk menjadi diamond grader dan menÂgambil kelas sketsa. Diamond grader meruÂpakan sebutan untuk orang yang ahli dalam menilai kualitas batu permata, dan untuk mendapatkan sertifikat sebagai diamond grader diperlukan pelatihan yang cukup inÂtensif. Julia sendiri mengikuti beberapa kurÂsus dan seminar di beberapa negara, seperti Hong Kong dan Amerika serikat.
“Di Amerika dan Hong Kong ada banyak seminar, ada yang hanya tiga jam, seharian. Pendidikannya sendiri perlu dua bulan kurÂsus tapi sekali pertemuan bisa beberapa jam dan banyak praktek,†jelasnya.
Sukses menjadi pebisnis dan desainer perhiasan, pada 2010 Julia harus bertolak ke Amerika Serikat mengikuti sang suami, dan menetap di sana. Namun kecintaannya terhaÂdap perhiasan tak ia tinggalkan. Di luar mauÂpun dalam negeri, Julia tetap aktif mengikuti pameran perhiasan internasional untuk lebih memperkenalkan lini perhiasan rancanganÂnya, yang ia beri nama Julia Hadi Jewelry.
Meskipun dipasarkan di mancanegara, sebagian besar material yang ia gunakan beÂrasal dari Indonesia. Menurutnya, kekayaan bebatuan lokal tidak kalah dengan batu dari luar negeri. Ia pun mengungkapkan kalau dirinya berusaha menghindari pemakaian batu impor sebisa mungkin, kecuali atas permintaan klien.
“Kalau bisa beli dari supplier dalam negÂeri, untuk saya ekspor keluar. Sebisa mungÂkin pakai dulu barang lokal,†ungkapnya.
Julia pun memiliki cara tersendiri dalam memproduksi dan memasarkan koleksi perÂhiasannya. Tidak seperti toko perhiasan pada umumnya, diÂmana pembeli masuk ke toko dan memilih desain perhiasan yang tersedia saja. Di galerinya, Julia memberi kesempatan bagi para kliennya untuk menentukan sendiri desain perhiasan yang diÂinginkan, memberikan saran model seperti apa yang cocok dengan keÂpribadian sang klien dan keÂmudian membuatkannya secara khusus.
Strategi pemasaran tersebut, dilakukanÂnya agar kliennya tidak hanya dapat menikmati keindaÂhan perhiasan haÂsil karyanya tapi juga mendapatÂkan sentuhan personal. Selain sibuk menjadi otak kreatif di balik Julia Hadi Gallery, sarjana akuntansi alumni Universitas TaÂrumanegara, Jakarta, ini juga meruÂpakan perÂancang lini perhiasan J u l i a Hadi SilÂver line yang sudah diekspor hingga Amerika dan negara sekitarnya, yang dirintisnya sejak tiga tahun lalu.
(Rifky/dtk)