alfian mujani 240NIAT baik tidak bisa dilaksanakan dengan proses yang tidak baik. Mengajak orang beribadah dengan cara mengkafir-kafirkan, tak dibenarkan oleh agama langit mana pun. Tekad mempersatukan persaudaraan tak bisa dijalankan dengan menebar kebencian dan sikap diskriminasi. Bukankah kita tak boleh tersenyum dan tertawa dengan mem­buat orang lain menangis dan bersedih?

Bacalah sejarah bagaimana Isa Almasih dan Muhammad SAW membalas kekejian masyarakat yang menentangnya dengan doa kebaikan. Lalu siapakah yang telah menga­jarkan orang-orang “suci” masa kini meng­hina dan mencaci, menganggap orang lain tersesat dan hanya dirinya yang selamat, mengkapling surga hanya untuk kelom­poknya sendiri dan yang lain disingkirkan ke neraka?

Lagi-lagi kita sering melupakan keraga­man sebagai keindahan ilahiyah. Allah men­jadikan kulit, bangsa, dan bahasa umat ma­nusia berbeda-beda itu karena keindahan itu tidak selamanya identik dengan keseragaman. Namun, memang hanya orang yang hatinya terbuka dan dibukakan yang mampu membaca hikmah dan rahasia di balik per­bedaan dan keragaman.

============================================================
============================================================
============================================================