Untitled-5TRASE proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dimulai dari Halim Perdanakusuma, Jakarta dan berakhir di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan melewati delapan kabupaten dan kota.

YUSKA APITYA AJI ISWANTO
[email protected]

Yang asalnya berakhir di Kota Bandung, sekarang berakhirnya jadi di Kabu­paten Bandung,” kata Gu­bernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, kemarin.

Kabupaten/kota yang terkait dalam proyek pembangunan ini ada­lah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.

Aher- sapaan akrabnya, menu­turkan Pemprov Jabar tidak ingin ketinggalkan momentum dalam mendorong lahirnya titik baru per­tumbuhan ekonomi di Jawa Barat dengan merespon cepat rencana pembangunan kereta cepat itu.

“Alhamdulilah kita lakukan koor­dinasi, konsolidasi antara konsor­sium PT Kereta Api Cepat Indonesia China, dengan Pemprov Jabar dan kabupaten/kota terkait,” kata dia.

Ia menuturkan keterlibatan kepala daerah penting karena pem­bangunan kereta cepat terintegrasi dengan pengembangan pusat per­tumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat yang berada di koridor Jakarta- Bandung.

BACA JUGA :  Polisi Ungkap Angka Kecelakaan Tahun Ini Menurun 18 Persen

Dia berharap pemerintah pu­sat segera mempercepat rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung agar proyek ini diselesai­kan sesuai tenggang waktu.

Kereta ini akan menerapkan teknologi driverless (tanpa penge­mudi/masinis) dan Safety Index Level IV dari Cina, ungkap Direktur Utama Kereta Api Cepat Indonesia- Cina, Hanggoro.

“Termasuk driverless, tapi se­cara psikologi masih ada driver yang bertugas buka tutup pintu, menga­wasi penumpang, memantau situ­asi di jalur ada apa,” kata Hanggoro, kemarin.

Hanggoro menuturkan, teknolo­gi Safety Indeks Level IV tersebut memiliki beberapa kelebihan di antaranya tidak ada lagi ruang bagi kecelakaan yang disebabkan human errors. “Safety index level ini tert­inggi di dunia dan baru Negara Cina saja yang menggunakan. Kelebihan­nya semua faktor diperhitungkan se­hingga tidak ada space untuk human errors,” kata dia.

Menurut Hanggoro, teknologi train control di Indonesia dimulai dengan pemasangan ATP (automat­ic train protection), yakni sebuah teknologi pengendalian kereta se­cara otomatis apabila terjadi kelala­ian masinis sehingga kereta api tidak akan melanggar sinyal.

BACA JUGA :  Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Terjadi Pada Hari Minggu dan Senin

Saat ini, dia menambahkan, pihaknya terus berbenah mening­katkan kemampuan sumber daya manusia yang terlibat dalam pem­buatan kereta api cepat Bandung-Ja­karta ini. “Yang pasti kita terus beru­paya memperbaiki SDM dengan cara kita sekolahkan lagi atau magang di luar negeri,” kata Hanggoro.

Ia mengatakan groundbreaking proyek pembangunan Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta ditargetkan akan dimulai pada April 2016. “Dan alhamdulillah, Bapak Gubernur Jawa Barat sangat mendukung atas pe­nugasan dan pembangunan kereta api cepat ini. Dengan pembangu­nan kereta api cepat ini, koridor Bandung-Jakarta bisa dibangun leb­ih cepat lagi. Manfaat bagi seluruh masyarakat di sepanjang koridor ini,” ujarnya.

Beberapa perizinan dan reko­mendasi sedang diproses baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Saat ini kami sedang menunggu penerbitan izin amdal yang pros­esnya masih berlangsung di Kemen­terian Lingkungan Hidup dan Kehu­tanan,” kata Hanggoro. (/net)

============================================================
============================================================
============================================================