SURIAH TODAY – Jet tempur melÂancarkan serangan udara di SuÂriah, di tengah gencatan senjata yang sudah disepakati oleh kelomÂpok pemberontak dan pemerintah Suriah.
Dilansir CNN, menurut kelomÂpok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, serangan udaÂra itu terjadi di wilayah Aleppo, wilayah di selatan Suriah, yang berdekatan dengan Raqqa—yang diklaim sebagai ibu kota ISIS. NaÂmun tidak jelas siapa yang melakuÂkan serangan udara.
Media pemerintah Rusia, seÂmentara itu, melaporkan enam serangan di ibu kota Suriah, DamÂaskus, yang berasal dari daerah yang dikuasai oleh pemberontak oposisi. Amerika Serikat dan Rusia membantu mewujudkan gencatan senjata di Suriah, yang dimulai JuÂmat, pekan lalu.
Kelompok oposisi utama, Komite Negosiasi Tinggi, menÂgatakan bahwa 97 faksi mereka sepakat untuk menghormati genÂcatan senjata selama dua minggu. Namun mereka memperingati RuÂsia dan Suriah untuk tidak menarÂgetkan mereka dengan dalih meÂnyerang teroris.
Salem Medlet, juru bicara Komite Negosiasi Tinggi, menÂgatakan rezim Suriah telah melakuÂkan 15 pelanggaran kesepakatan gencatan senjata. Ia menyalahkan serangan udara di Aleppo dilakuÂkan oleh jet tempur Rusia. MenuÂrutnya, di area yang ditargetkan, tak ada keberadaan ISIS atau pun Jabhat al-Nusra. Meslet juga menÂgatakan bahwa serangan oleh rezim Suriah termasuk bom barel dan roket.
“Kami khawatir [Presiden SuÂriah Bashar al-Assad] akan meÂningkatkan pelanggaran jika tak ada yang mengatakan apa pun keÂpadanya,†kata Meslet.
Komite Negosiasi Tinggi menÂgirimkan surat berisi detail pelangÂgaran kepada PBB dan semua angÂgota Kelompok Pendukung Suriah Internasional—kecuali untuk Rusia dan Iran.
Namen kondisi saat ini, menuÂrut Meslet “secara umum jauh lebih baik dari sebelum (perjanÂjian gencatan senjata) dan rakyat kami lebih nyaman.†Media Rusia mengatakan bahwa negaranya menghentikan serangan udara di beberapa wilayah di Suriah terkait gencatan senjata.
Sementara, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir menuduh Rusia dan angkatan udaÂra pemerintah Suriah melanggar gencatan senjata di Suriah yang baru saja dimulai beberapa hari terakhir. Berbicara dalam konfeÂrensi pers bersama dengan MenÂteri Luar Negeri Denmark Kristian Jensen di Riyadh pada Minggu (28/2/2016), Jubeir menyatakan Riyadh tengah mendiskusikan maÂsalah ini dengan sejumlah kekuaÂtan besar dunia.
Jubeir mengungkapkan bahwa akan ada “rencana B†jika militer Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya tidak mengimpleÂmentasikan gencatan senjata ini dengan serius. Meski demikian, JuÂbeir tidak merinci rencana B yang dimaksud. “Saya percaya bahwa mematuhi gencatan senjata akan menjadi indikator keseriusan yang penting untuk mencapai solusi daÂmai atas krisis Suriah yang akan mencakup pengaturan transisi otoÂritas dan transfer kekuasaan dari Bashar,†kata Jubeir, dikutip dari Reuters. “Tidak ada tempat untuk Bashar di Suriah,†tandasnya.
(Yuska Apitya/CNN)