Untitled-12SALAH satu hal penting yang mesti mendapat perhatian kita kini adalah membangun kesadaran kolektif untuk bergerak memajukan Bogor secara khusus dan Jawa Barat pada umumnya. Tak usah tergoda, apalagi sekadar terpesona oleh kegenitan-kegenitan segelintir orang yang tak tahu diri, sibuk dengan ambisinya berkuasa

Bang Sem Haesy

KITA di Bogor bisa berteriak kepada siapa saja yang sedang menggadang-gadang diri me­mimpin Jawa Barat, buktikan dulu apa yang sudah kalian berikan bagi kemajuan Bogor. Bagi kita, sudah jelas krite­rium, siapa Ki Sunda (bukan Nyi Sunda), nu kudu mingpin Jawa Barat ke depan.

Ki Sunda adalah sosok pemimpin yang memenuhi seluruh kriteria kepemimp­inan dalam budaya dan per­adaban Sunda. Karena Ki Sunda merupakan peman­du jalan menuju ke jaman gemah ripah kerta raharja. Dia adalah pemimpin yang, seperti sudah diisyaratkan dalam ar­tikel terdahulu, kudu Kewes pantes tandang gandang (Layak dan Patut se­bagai pemimpin); Sinatria pilih tand­ing (Sanggup berkompetisi, seraya sanggup menghadapi dan memecah­kan masalah); Handap asor pamakena (Santun – beradab dan berkeadaban, tidak pongah); Nyarita titi rintih (Ko­munikatif, mudah difahami ucapan­nya, dan menunjukkan egaliterian­isma); Ati-ati tur nastiti (cermat lagi teliti); Mun nyaur diukur-ukur (Me­miliki pertimbangan masak ketika memberi perintah); Nyabda diung­gang-unggang (Dalam menyampaikan pendapat penuh pertimbangan, tidak asal bunyi); Bubuden teu ieu aing (Ti­dak congkak tidak jumawa).

BACA JUGA :  Wajib Coba! Menu Makan Siang dengan Semur Daging Istimewa yang Lezat dan Nikmat

Pemimpin sebagaimana kriterium Ki Sunda, memiliki tolok ukur peran­gai positif: Montong teuing kanu sejen ka dirina inyana sorangan oge tara bohong (jujur sejujur-jujurnya dan pantang berbohong); Tara sirik, tara jail, tara hasud najan ka musuh (Mam­pu berbaik sangka dan berbaik laku, walaupun kepada musuh, alias selalu bertindak fair); Hade lampah, hade peta, hade ucap, hade budi (berbudi luhur dengan segenap kemampuan akal budi yang dimilikinya, sehingga mampu memuliakan orang lain lebih dulu); Pangaweruh jeung pangartina mudu mapadanan (kemampuannya memahami realitas dan memberikan solusi terbaik berpadanan).

BACA JUGA :  Sajian Malam Hangat dengan Bakso Udang Kuah Bening yang Gurih dan Mantap, Wajib Coba

Indikator-indikator kepemimpi­nan itu sangat penting menjadi ru­jukan kita sebagai rakyat, agar kita menjadi subyek dalam keseluruhan proses pengelolaan pemerintahan dan institusi sosial. Kita tidak boleh membiarkan berlangsungnya domi­nasi rekayasa politik dalam proses pe­milihan pemimpin.

Rekayasa politik yang menjelma dalam berbagai bentuk mitos-mitos hasil survey, seringkali menyebabkan kita hanya menjadi sapi ompong dan hanya bisa terlongong menyaksikan kerusakan yang ditimbulkan oleh kepemimpinan mereka (yang tak lay­ak memimpin), kelak. Bila kita mem­biarkan, terjadinya proses pemilihan yang tidak sesuai dengan kriteria kepemimpinan khas Pakuan, maka kita hanya akan menjadi bagian dari masyarakat rungsing.

Masyarakat rungsing yang akh­irnya terjerumus pada keyakinan orang-orang frustrasi. Karena di ja­man yang serba penuh rekayasa sekarang ini, siapa saja yang pandai merajuk hati rakyat, bisa menjadi pemenang.

Akibatnya orang yang tak layak, tak patut, dan tidak memenuhi kri­teria juga bisa saja jadi pimpinan (nu gebleg oge, bisa bae jadi raja).

============================================================
============================================================
============================================================