JAKARTA, Today – Jadwal kick-off turnaÂmen Piala Kemerdekaan 2015 garapan Tim Transisi mengalami penundaan.
Namun, penundaan itu tidak berÂlangsung lama, lantaran hanya satu hari dari rencana jadwal sebelumnya, 1 Agustus 2015.
“Kick-off Piala Kemerdekaan diunÂdur menjadi 2 Agustus 2015,” tulis akun resmi twitter turnamen tersebut @keÂmerdekaan2015.
Namun belum ada penjelasan rinci dari Tim Transisi terkait alasan penundaan tersebut. Seperti diketahui, turnamen ini akan diikuti 24 tim yang mayoritas meruÂpakan klub dari Divisi Utama.
Adapun 24 tim itu terbagi dalam emÂpat grup, yang masing-masingnya dihuÂni enam klub. Ada lima kota yang telah ditunjuk untuk babak penyisihan grup, yakni Medan, Serang, Solo, Bantul, dan Bangkalan.
Setiap klub dijanjikan match-fee di setiap laga, serta untuk biaya akomoÂdasi dan transportasi akan ditanggung Tim Transisi. Untuk tim juara akan mendapatkan hadiah uang tunai Rp500 juta dan runner-up meraih Rp300 juta.
Terkait Piala Kemerdekaan molor dari jadwal yang dibuat sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, tidak mempermasalahkan. Dia memaklumi jika banyak hal yang belum dipersiapkan dengan baik kareÂna terp
“Kami menduga karena faktor Idul Fitri sehingga bagi EO mungkin ada haÂlangan, undangan, recruitment pemain, dan sebagainya itu kan teknis semua. Terus terang saya tidak mematok tangÂgal 1 Agustus. Itu saya sampaikan kareÂna melihat kesiapan mereka,†ungkap Imam ketika ditemui di Kantor KemenÂpora, Senayan, Jumat (24/7/2015).
Tapi kalau secara teknis bagi Tim Transisi tidak dimungkinkan untuk kick-off, ya, silakan dibicarakan lagi
“Karena saya juga tidak ingin kick-off itu asal-asalan, harus dengan model baru,†lanjutnya.
Model baru yang dimaksud Imam adalah terkait keamanan dan kenyaÂmanan baik untuk penonton juga klub yang bermain.
“Saya usul Piala Kemerdekaan itu seperti ini gambarannya. Penonton datang ke stadion kalau bawa tas atau apa, barang bawaannya bisa disimpan di loker. Lalu yang menjaga loker juga harus dari orang yang betul-betul. JanÂgan nanti yang menjaga justru mengamÂbil barang tersebut,†paparnya.
Yang kedua soal karcis nonton. SeÂmestinya sudah disiapkan di zona apa, tribun apa, jadi dari awal sudah diantiÂsipasi. Kalau perlu karcis sudah dicetak dengan nomor kursinya.
Jadi penonton yang masuk sudah jelas kursinya dimana. Yang ketiga terÂkait keamanan dan untuk menghindari tawuran juga. Jadi sebelum masuk peÂnonton diperiksa dulu dengan ketat dengan menggunakan metal detector.
“Coba lihat saja di Singapura (SEA Games 2015) kemarin, menteri saja diÂperiksa ketat banget. Sehingga prinsip sepakbola menyehatkan itu senang dan menyenangkan benar-benar teraplikasikan,†harap dia.
(Imam/net)