klappertart-(26)Seringkali kita melupakan hal-hal kecil yang dapat mengganggu kesehatan kita. Contohnya pengganjal perut saat menunggu waktu jam makan atau camilan di saat kita santai. Bila ingin mencoba camilan yang menyehatkan, nikmat untuk disantap, dan ingin mencoba sesuatu yang beda, coba saja camilan produk Klappertaart Huize, di Jalan Pangrango No. 25, Bogor, Jawa Barat.

Oleh : Muhammad Rizal Oktavian
[email protected]

Sajian yang ditawarkan sangat be­ragam, mulai dari Klappertaart, berbagai jenis pastry, laksa, mie tek-tek, sampai calamari. Harga yang ditawarkan pun cukup be­ragam, mulai dari Rp 6.500 sampai Rp 150.000. tidak perlu khawatir soal rasa dan kualitas, semua sudah terjamin aman dan menyehatkan.

“Kita bekerja sama dengan koki-koki dari hotel ternama di Kota Bogor, dan juga beberapa Sekolah Pariwisata. Mer­eka menginspeksi soal rasa dan kualitas semua menu yang ada di sini,” jelas Agus Prihanto, Dirut Hotel Salak yang juga pen­gelola Klappertaart Huize kepada Bogor Today, Selasa (8/12/2015).

Semua sajian yang ada di Klapperta­art Huize merupakan sajian-sajian yang fresh, dibuat dan diracik oleh koki-koki yang sudah berpengalaman di bidangnya. “Semuanya kita bikin sendiri, chef-chef­nya juga sudah berpengalaman, jadi tidak perlu diragukan lagi,” tegas Agus.

Safira, salah satu pengunjung pun membenarkan apa yang disampaikan Agus. Safira mengatakan bahwa sajian di Klappertaart Huize tidak ada yang “meng­ganjal” di tenggorokan. “rasa klapperta­artnya enak, tidak blenger di lidah, dan yang pasti bikin ketagihan,” kata mojang Bogor ini.

Sempat Keliling

Agus mengatakan bahwa Klapperta­art Huize ini terinspirasi ketika ia sedang mencari sesuatu yang berbeda, namun tetap ada unsur Kota Bogor-nya. Dan, in­spirasi untuk membuka usaha Klapperta­art Huize ini adalah, dulu Bogor menjadi salah satu tempat istirahat orang-orang Belanda, dan mereka setiap sarapan pagi menyantap makanan seperti pasta, pie, dan juga Klappertaart ini. “Kan dulu Bo­gor menjadi salah satu alternatif orang Belanda untuk beristirahat dan menetap. Ketika mereka sarapan, salah satunya mereka makan klappertaart ini, dari situ­lah inspirasinya,” kata Agus.

Pada awal dibuka tahun 2007, Klap­pertart Huize membuka lapaknya di dekat sekolah pariwisata di Jalan Jalak Harupat. Menurut Agus, dia menjajakan produknya ke konsumen se­c a r a langsung. Misalnya ke stasiun, pasar, dan sekolahan. “Kan waktu itu sta­siun Bogor masih boleh dagang. Setelah kita lihat respon masyarakat bagus, baru kita membuka lapak tetap. Lalu dibukalah store di Jalan Pangrango,’’ kata Agus.

Dengan total karyawan 30 orang, perharinya usaha Klappertaart Huize ini dapat menjual 200 hingga 500 buah klap­pertaart. “Kita dapat menjual 200 buah lebih dihari kerja dan bila libur dapat mencapai 500 buah,” tutur Agus.

Ketika ditanya tentang rahasia bagaimana dapat menjaga eksistensi Klap­pertaart Huize dari dulu hingga sekarang, Agus menjawab diperlukannya standarisa­si, penjagaan kualitas dan mutu terhadap produk yang dijual. “Manajemen yang bagus, tetap menjaga kualitas, dan mutu adalah kiat-kiat kami untuk menjaga Klap­pertaart Huize ini tetap eksis dan tidak ditinggal oleh penggemar kami,” jelas pria berusia 52 tahun ini.

============================================================
============================================================
============================================================