Untitled-3BOGOR, TODAY – Pengisian Kursi Wakil Bupati Bogor mak­in tak menentu setelah calon terkuat pendamping Nurhayanti, Ade Munawaroh Yanwar (AMY) meragukan keutuhan partai pengusung yang terga­bung dalam Koalisi Kerahmatan.

Menurut AMY, untuk me­nentukan siapa yang berhak menjadi orang nomor dua di Bumi Tegar Beriman, harus melalui kesepakatan dari selu­ruh anggota koalisi. Dan PPP, selaku pengusung pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bogor pada Pilkada 2013 lalu, tetap mendorong adanya F2.

“Terkait pengisian itu, PPP tetap mendorong, karena kami yang mengusung bupati dan sebagai ketua koalisi yang sekarang entah namanya apa, pengisian wabup masih men­jadi konsen PPP,” kata AMY, Kamis (17/12/2015).

Ia menambahkan, pihakn­ya kini menunggu kesiapan anggota koalisi lainnya untuk mengisi kekosongan yang ter­jadi hampir satu tahun ini. Na­mun, Ade sudah tidak lagi yakin akan menjadi pendamping Yan­ti dalam sisa masa jabatannya.

BACA JUGA :  Jaro Ade Kantongi 10 Nama Pendamping di Pilkada 2024

“Insha Allah. Kan sekarang tinggal menunggu saja teman-teman parpol lainn bagaimana. Karena saya fokus di DPW seka­rang, tinggal bagaimana DPD PPP Kabupaten Bogor untuk. Ka­lau dulu saya masih di DPD, saya mengurusi ini,” tambahnya.

Ia memastikan, wakil bu­pati tidak akan bisa terisi tanpa persetujuan seluruh anggota koalisi yang masih dianggapn­ya Koalisi Kerahmatan itu.

“Kan ini belum bubar. Jadi masih saya anggap Koalisi Kerahmatan dan koalisi inilah yang bisa mengatur pengi­sian wabup dan PPP sebagai ketua koalisi. Intinya, wabup tidak bisa diisi hanya dengan beberapa anggota. Tapi harus semuanya,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Terpisah Ketua DPRD Ka­bupaten Bogor, Ade Ruhandi mengaku telah melayangkan surat kepada pimpinan-pimpi­nan fraksi untuk disampaikan ke ketua parpol masing-masing agar secepatnya menyelengga­rakan proses pemilihan F2.

“Senin kemarin sudah saya sampaikan. Surat itu isinya mengenai percepatan pengi­sian wabup dan tidak ada de­sakan dari siapapun,” katanya.

Politisi Golkar ini men­gungkapkan, pertemuan den­gan pimpinan fraksi di sebuah hotel beberapa waktu lalu han­ya sebagai silaturahmi. “Bukan pertemuan resmi, hanya sil­aturahmi. Makanya saya tidak hadir,” kilahnya.

Pria yang kerap disapa Jaro Ade pun membantah jika Gol­kar mengulur-ulur pengisian F2. “Golkar tidak pernah men­yandera, terlambatnya pemili­han lantaran perubahan yang berubah-ubah dari pemerin­tah pusat dan MK,” kata dia.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================