142047_kondomtsdpnJAKARTA, TODAY — Kenaikan bea masuk untuk produk kondom impor disambut baik oleh produsen kondom lokal yakni PT Rajawali Nusan­tara Indonesia (RNI). RNI melalui anak usahanya, PT Mitra Rajawali Banjaran siap masuk ke pasar komersial.

PT Mitra Rajawali Banjaran saat ini memproduksi kondom dengan 3 mer­ek yakni Meong, Artika, dan Wow. Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo menyam­but baik naiknya bea masuk impor kondom sebesar 10%. “Kita sambut baik. Itu artinya produk kita kemungkinan jadi ikut bersaing di pasar komer­sial dari sisi itu,” tutur Di­dik kala dihubuingi, Minggu (26/7/2015).

Didik mengatakan, saat kondom buatan RNI belum masuk ke pasar komersial di dalam negeri. Di dalam neg­eri, PT Mitra Rajawali Ban­jaran hanya memasok kebu­tuhan program pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).”Kapasitas kami 900 ribu ton, separuhnya untuk program BKKBN,” tuturnya.

BACA JUGA :  DPRD Kabupaten Bogor Minta Pengembang Metland segera Serahkan PSU Ke Pemda

Didik mengatakan, belum sepenuhnya kapasitar tersebut terutilisasi, karena keadaan mesin yang tua dan tidak men­dukung. iut juga yang menye­babkan biaya produksi dari kondom lokal ini masih mahal dan pada akhirnya tak bersa­ing di pasar komersial. “Yang reject-nya juga masih tinggi. Kami sama sekali belum masuk ke pasar komersial,” tuturnya.

Namun dengan adanya ke­bijakan pemerintah menaik­kan bea masuk impor kondom sebesar 10%, salah satu merek kondom milik RNI tengah di­kaji untuk masuk ke pasar komersial. “Kita penetrasi saja dulu, pengenalan pasar dulu. Apalagi dengan adanya kebi­jakan ini,” tutupnya.

Seperti diberitakan harian ini, Kementerian Keuangan telah menaikkan bea masuk impor untuk produk kondom sebesar 10%. Produsen kon­dom dalam negeri sumringah dengan kebijakan ini.

BACA JUGA :  Pasangan Jaro Ade - Anang Hermansyah Berpeluang Maju di Pilbup Bogor 2024

Didik mengatakan, produk kondomnya saat ini masih lebih mahal dibanding kon­dom impor. Diharapkan den­gan naiknya bea masuk impor, kondom dalam negeri bisa ikut bersaing. “Memang produk impor itu rata-rata mereka jual lebih murah, saya juga nggak ngerti. Tapi ini kesempatan bagi kita,” jelasnya.

Seperti diketahu, kelom­pok barang yang berasal dari karet masuk dalam kategori yang dikenakan bea masuk oleh pemerintah. Termasuk untuk barang-barang farmasi seperti kondom dan alat tulis seperti penghapus karet.

Hal tersebut berdasar­kan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.010/2015 tentang pene­tapan sistem klarifikasi ba­rang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor PMK berlaku efektif per 23 Juli 2015. Berikut di antaranya.

============================================================
============================================================
============================================================