Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bogor menggodok sistem pembinaan dan penjagaan atlet. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah atlet loncat ke daerah lain
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Wakil Ketua BiÂdang Prestasi dan PembiÂnaan KONI Kota Bogor, Lilik Kurniadi mengaku saat ini tengah menggodok sistem pemÂbinaan dan penjagaan atlet. Sehingga atlet asli Kota Hujan tiÂdak hengkang dan memperkuat daerah lain karena merasa tidak diperhatikan baik oleh PenguÂrus Cabang (Pengcab), KONI Kota Bogor maupun PemerinÂtah Kota (Pemkot) Bogor.
“Kami memang tidak bisa melarang atlet untuk pindah dari Kota Bogor dan memilih memperkuat daerah lain kareÂna mendapatkan iming-iming perhatian lebih dari yang kita berikan. Namun bukan berarti kami tidak diam saja,†katanya.
Dikatakan Lilik, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan seluruh Pengcab CaÂbang Olahraga (Cabor) terkait proses penjagaan atlet. ProÂgram tersebut bakal dijalankan segera. Pasalnya persiapan seÂlama empat tahun menjelang Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat (Porda Jabar) XIII/2018 bukanlah waktu yang singkat.
“Ini berbeda dengan janji Pemkot Bogor untuk memÂberikan kompensasi kepada atlet berprestasi yang telah menyumbangkan medali dan mengharumkan Kota Bogor di berbagai ajang kejuaraan olahÂraga. Karena kalau berbicara pembinaan, esensinya bukan di situ,†tukasnya.
Tapi, lanjutnya, lebih pada pembinaan atlet sedari dini dan memberikan rasa nyaman bagi atlet. Pasalnya faktr non teknis itu sangat berpengaruh. “Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan. Misalnya keterseÂdiaan sarana dan prasarana (sarpras) yang mendukung, pemberian beasiswa bagi atlet yang masih menempuh pendiÂdikan. Penunjukan bapak asuh cabor serta pelatih atlet yang tidak berganti-ganti,†bebernya.
Terkait kasus angkat kakinÂya hampir seluruh atlet PersatÂuan renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bogor, Lilik sangat menyayangkan dan menjadi perhatian serius dari KONI Kota Bogor. Sehingga gonjang-ganÂjing yang terjadi di beberapa cabor lainnya nantinya tidak bermuara seperti yang tengah terjadi di PRSI.
“Itu PRSI harus membuat database atlet renang yang saat ini terserak di berbagai daerah. Proses selanjutnya berkoorÂdinasi dengan PRSI Pusat, atÂlet mana yang bisa dilakukan pendekatan untuk bisa ditarik kembali memperkuat Kota BoÂgor,†paparnya.
Pasalnya, akan sangat disayÂangkan bagi PRSI yang prestasinÂya dalam Porda Jabar XII/2014 melejit dengan perolehan satu medali perak dan tiga medali perunggu kalau sampai kembali terpuruk dan vakum. (*)