rais1KORBAN tewas bom Thamrin, Sarinah, Jakarta Pusat, bertambah menjadi delapan orang. Adalah Rais Karna (37), warga Kampung Plered RT 03 RW 12, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta, selama tiga hari dua malam.

RISHAD NOVIANSYAH|YUSKA APITYA
[email protected]

Rais yang tercatat sebagai Office Boy di Bank Bangkok Thamrin itu, mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 21.21 WIB, Sabtu (16/1/2016). Jenazahnya dimakam­kan di Permakaman Wakaf Pleret, RT1/1, Ke­lurahan Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Minggu (17/1/2016).

Pemakaman Rais diwarnai isak tangis. Ke­luarga dan kerabat nampak memadati rumah duka. Di halaman rumah duka, juga terlihat

 karangan bunga dukacita dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian.

Paman Korban, Muhamad Suganda (49) bercerita, awalnya pihak keluarga mendapatkan informasi jika almarhum menjadi korban saat tragedi di kawasan Sarinah pada Kamis (14/1/2016) setelah penembakan terjadi. “Kami dapat kabar dari adik Rais yang satu kantor dengan al­marhum,” ujarnya, Minggu (17/1/2016).

Suganda bercerita bahwa almarhum sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta Pusat. “Al­marhum meninggal sekitar jam sembilan tadi malam (kemaren, Red),” kata dia.

Rais Karna bekerja sebagai karyawan di Bank Bangkok yang berlokasi di kawasan Thamrin sejak 15 tahun lalu. Korban men­inggakkan seorang Istri dan dua orang anak yakni Laili Herlina (35), Siti Atayah Rama­dani (5), dan Qiano Aprilia Rafasya (3).

Keluarga Rais Karna mengutuk aksi pengeboman yang menyebabkan kar­yawan Bangkok Bank tersebut tewas.

Adik korban, Eva Fauziah, meminta polisi cepat menangkap jaringan teroris yang ada di Indonesia. Bahkan dia mem­inta penegak hukum menjatuhkan huku­man mati kepada para teroris, yang telah merenggut nyawa kakaknya. “Hukumnya harus sama. Mereka harus dihukum mati,” ucapnya, kemarin.

Ia mengatakan teroris tidak melihat orang yang tidak bersalah. Mereka mem­bunuh warga yang tidak berdosa. “Di du­nia, teroris membunuh orang. Nanti lihat azab di akhirat,” ujarnya.

BACA JUGA :  55 ASN Pemkot Bogor Dilantik, Dedie Rachim: Beri Pelayanan Terbaik untuk Masyarakat

Menurut dia, Rais selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan biaya sekolah dia dan kebutuhan hidup ibunya ditanggung Rais. “Kakak saya yang menjadi tulang punggung keluarga,” tuturnya.

Atas kejadian ini, Eva mengaku men­jadi waswas bila pergi ke pusat perbelan­jaan atau keramaian. Rais, kata dia, men­jadi tulang punggung sejak 15 tahun lalu setelah ayahnya meninggal. “Saya tidak trauma, cuma ngeri kalau nanti saya ke mal,” ucapnya.

Ia menjelaskan, sebenarnya kakaknya telah meninggal pada Jumat lalu. Hanya saja, pihak keluarga baru dikabari bahwa Rais menjadi korban pada Sabtu kemarin seusai Magrib baru. “Katanya memang su­dah meninggal sejak Jumat,” ujarnya.

Eulis Mulyati, 51 tahun, tante korban, membenarkan bahwa keponakannya telah meninggal sejak Jumat lalu. Hanya saja, alat kesehatan bisa membantu pernapasan Rais untuk sementara. “Sebab, pelurunya muter di kepalanya,” ujarnya.

Rais tertembak saat melihat penge­boman yang terjadi di pos polisi di kawasan Sarinah. Saat itu Rozi, teman korban, men­gaku bersama Rais dan satu temannya lagi berlari ingin mengabadikan kejadian itu. “Saya memang niatnya mau lihat untuk foto-foto. Kalau Rais dan teman saya hanya melihat saja,” tuturnya saat pemakaman korban di Permakaman Wakaf Pleret, RT 1 RW 1, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Minggu (17/1/2016).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal mengatakan, Rais yang merupakan warga Kampung Plered RT 03 RW 12, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, itu meninggal sekitar pukul 21.21 WIB, Sabtu (16/1). “Sekitar pukul 21.21 WIB, pasien korban bom meninggal, atas nama Rais Karna, office boy Bangkok Bank,” ujar Iqbal, Minggu (17/1/2016).

Dikatakan Iqbal, korban meninggal dunia karena mengalami luka yang sangat serius di bagian kepala akibat terkena tem­bakan, sehingga mengakibatkan batang otak tak berfungsi. “Korban mengalami luka tembak di kepala pelipis sebelah kiri,” ungkapnya.

Iqbal menyampaikan, total ada de­lapan orang meninggal, lima terduga pelaku dan tiga warga sipil. “Jenazah dibawa keluarga ke rumah Jalan Kampung Plered RT 03 RW 12 Citayam, Bojonggede, Bogor, pukul 00.00 WIB,” katanya.

BACA JUGA :  Diduga Dibunuh, Pasutri di Banten Ditemukan Tewas Membusuk Penuh Luka

Sementara itu, jenazah Rico Her­mawan, korban meninggal di Pos Polisi, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sudah dibawa pulang keluarga dari Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenaz­ah Rico juga dimakamkan di Komplek Pemakaman Boyolali, Jawa Tengah, Min­ggu(17/1/2016).

Berdasarkan informasi, kronologi te­wasnya korban bermula ketika Rico bersa­ma korban Anggun Kartika Sari berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor Honda Supra B 4404 TEJ, bermaksud men­gantar Anggun melamar kerja.

Di sekitar lokasi, korban dihentikan anggota Polantas karena diduga mel­akukan pelanggaran. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata Rico tidak memi­liki SIM sehingga diminta minggir ke Pos Polisi Lalu Lintas, Jalan MH Thamrin. Pada saat Rico dan Anggun berada di Pos Polisi, terjadi ledakan. Rico meninggal dunia, se­mentara Anggun mengalami luka. “Dari rekaman CCTV, ada warga yang bersama-sama kami (polisi) berada di pos yang ke­mungkinan ada di sana karena melanggar lalin,” tandasnya.

Temukan Buku ISIS

Sementara itu, Tim Densus 88 Anti Teror Polri bersama aparat Polres Bogor Ka­bupaten, Sabtu (16/1/2016) menggeledah rumah kontrakan yang selama ini dihuni Sunakin bin Zaenab, salah seorang pelaku serangan teror di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta.

Dari rumah kontrakan yang ditem­pati Sunakin bin Zaenab yang beralamat di Gang Masjid, Kampung Sukamanah, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor itu, polisi mengamankan buku-buku ajaran agama dan buku catatan milik IY, istri SN.

SN selama ini di rumah kontrakan­nya tinggal bersama istrinya IY dan seorang anaknya. Mereka baru pindah dan tinggal selama tiga hari di rumah kontrakan yang diketahui milik salah seorang pegawai Pemda Kabupaten Bogor. “Dari hasil peny­isiran dan penggeledahan yang dilakukan, tidak ditemukan barang yang berbahaya, kita mengamankan barang-barang berupa buku milik terduga,” kata Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto, kemarin. (*)

============================================================
============================================================
============================================================