Korban kecelakaan lalu lintas harus segera mendapat pertolongan untuk menyelamatkan nyawanya. Namun, hati-hati, jangan sampai pertolongan yang diberikan justru memperburuk kondisi korban.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Umumnya, orang awam akan kesulitan untuk mengenali kondisi gawat darurat korÂban kecelakaan atau pasien dengan penyakit tertentu. Hanya petugas medis atau orang-orang terlatih saja yang dapat memahami kondisi tersebut. Mereka umumnya juga dapat melakukan tindakan yang tepat dengan risiko yang kecil.
Meskipun demikian, orang awam sebenarnya juga bisa membantu menangani orang dengan kondisi gawat darurat, setidaknya dengan tidak melakukan hal-hal tertentu yang dapat memperbuÂruk kondisi pasien. Salah satunya dengan tidak memberikan air minum kepada korban keÂcelakaan, sebab kebanyakan orang biasanÂya langsung memberikan air minum kepada mereka korban kecelakaan seÂbagai pertolongan pertama.
Tim dokter dari Trauma Center Rumah Sakit Siloam, dr. SadabasÂkara, SpOT mengatakan, seeing kali orang salah kaprah saat menolong korban kecelakaan. Misalnya, memÂberikan minum pada korban keÂcelakaan dalam kondisi berat atau gawat darurat.
“Kalau dikasih air minum, yang terjadi aspirasi (masuknya air ke paru-paru). Masyarakat awam harus tahu,” ujarnya.
Air minum biasanya diberikan dengan maksud menenangkan korban kecelakaan. Namun, tak semua korban kecelakaan perlu diberi air minum. Dalam kasus kecelakaan, kita tentu tidak tahu kondisi pasien yang sesungguhnya. Jika mengalami cedera pada tubuh bagian dalam, misalnya daerah perut, pemberian air minum justru bisa memperburuk keÂadaan.
Dr. Roys Pangayoman, SpB yang juga dari Trauma Center RS Siloam menamÂbahkan, berat atau tidaknya cedera yang dialami korban kecelakaan gawat darurat tak bisa dilihat secara kasat mata.
“Pasien gawat darurat yang mengalami kecelakaan itu berbeda. Sering yang luÂkanya telihat cuma sedikit. Lecet, ternyata luka di dalamnya berat. Cedera banyak terÂjadi di perut, yang paling sering kena itu limpa,” jelas Roys.
Untuk itu, korban sebaiknya segera dibawa ke bagian gawat darurat rumah sakit untuk segera mendapat pertolongan pertama yang tepat.
Memindahkan korban kecelakaan dari tempatnya terjatuh juga perlu hati-hati. Sebagai penolong tentu tidak tahu apakah ada bagian tulang yang patah. Apalagi, jika korban tidak sadarkan diri yang tidak bisa menunjukkan bagian yang sakit.
Jika salah mengangkat tubuh korban, jusÂtru bisa memperburuk kondisi patah tulangÂnya. Pergerakan tubuh korban harus seminimal mungkin. Jika ragu, lebih baik segera panggil amÂbulans untuk menolongÂnya.