Untitled-1RENCANA pembangunan Kota Walini sebagai kota baru di Jawa Barat memang baru wacana. Namun, pembangunan kawasan tersebut dipastikan akan memakai jasa arsitek kelas dunia.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Kita akan men­gombinasikan arsitek Indonesia dan arsitek terke­muka dunia (un­tuk membangun Kota Walini),” kata Kepala Bappeda Pemerin­tah Provinsi Jawa Barat, Deny Juanda, di Bandung, Kamis (17/12/2015).

Di area seluas 10.000 hek­tare itu, direncanakan akan terdiri dari gedung pemerin­tahan, kampus, kawasan indus­tri, hingga kawasan wisata. Ka­wasan itu akan jadi kota dengan segala keteraturan pembangu­nan dengan rencana tata kota yang matang.

Untuk lahan, seluas 3.000 hektare adalah lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Sedangkan sisanya, pemer­intah akan membebaskannya dari dana APBN dan APBD.

Sementara untuk pemban­gunannya, pemerintah akan kebagian membangun gedung-gedung pemerintahan. Sisanya, pembangunan akan dilakukan oleh BUMN, BUMD, maupun pi­hak swasta.

Semua pihak nantinya akan tergabung dalam sebuah kopor­asi bernama Metropolitan De­velopment Corporation (MDC). “Yang seperti ini belum pernah ada (di Indonesia),” jelas Deny.

Harapannya, kota baru tersebut akan jadi penyeimbang baru di Jawa Barat. Sebab selama ini segala macam kegiatan dan pembangunan selalu dipusatkan di Bandung. Den­gan adanya Kota Walini, segala kegiatan nantinya akan terbagi. “Target besarnya untuk men­cari keseimbangan baru di Bandung Raya. Kalau sekarang masuk ke Bandung semua repot dan terasa sumpek,” tuturnya.

Selain itu, keberadaan Kota Walini juga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Sehingga, jumlah pengangguran perlahan akan terus berkurang.

Namun, rencana pemban­gunan Kota Walini sebagai kota baru ini baru bersifat wacana. Hingga kini belum ada desain yang dikantongi oleh Pemer­intah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Deny mengaku saat ini masih membahas soal kota baru yang akan jadi trase kereta cepat tersebut. “Sekarang masih pemba­hasan. Rencana be­sarnya mungkin di (akhir) Desember ini selesai,” kata Deny kepada Oke­zone di Bandung, Kamis (17/12/2015).

Menurutnya, ada perubahan rencana un­tuk pembangunan Kota Walini. Sehingga desain awal yang diperkirakan akan dipakai akhirnya di­mentahkan.

Awalnya, pemban­gunan Kota Walini yang berlokasi di an­tara Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta itu adalah sekira 3.000 hektare (ha). Namun, ada perubahan dan kawasan tersebut akan diperluas.

“Gubernur men­gambil keputusan ingin membangun kotanya jadi 10.000 hektare. Jadi dengan demikian, desain untuk 10.000 hektare kita belum punya,” jelas Deny.

Setelah rencana besar untuk Kota Walini selesai akhir tahun ini, berbagai langkah akan di­tempuh. Jika sesuai rencana, proses pem­bangunan akan mulai berjalan pada 2017.

============================================================
============================================================
============================================================