JAKARTA TODAY- Penyidik KPK mengorek keterangan mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera, Irvanto Hendra Pambudi terkait dengan Tim Fatmawati, bentukan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong dalam proses lelang proyek pengadaan e-KTP di Kementerian Dalam Negeri.

Irvan yang juga merupakan keponakan Ketua DPR Setya Novanto itu diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Andi Narogong. “Saksi Irvanto kami dalami beberapa hal, seperti terkait dengan Tim Fatmawati dan secara umum yang muncul di persidangan kami klarifikasi,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Rabu (3/5).

Irvan menggunakan PT Murakabi untuk terlibat dalam lelang proyek e-KTP pada 2011 lalu. Perusahaan Irvan menjadi pimpinan Konsorsium, yang beranggotakan PT Java Trade, PT Aria Multi Graphia dan PT Stacopa. Konsorsium Murakabi dan Konsorsium Astragrapia sengaja dibuat Tim Fatmawati untuk pendamping Konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) dalam lelang proyek senilai Rp5,9 triliun itu. Tujuan pembentukan Konsorsium Murakabi dan Konsorsium Astragrapia untuk merekayasa lelang e-KTP dan mengawal Konsorsium PNRI sebagai pemenangnya.

BACA JUGA :  Pencok Kentang Betawi, Makanan Renyah yang Gurih Bikin Nagih

Menurut Febri, Irvan juga dicecar terkait hubungannya dengan Andi Narogong dan saksi-saksi lainnya yang terlibat rapat dalam Tim Fatmawati. Rapat persiapan sebelum lelang e-KTP itu dilakukan di sebuah ruko di Fatmawati milik Andi Narogong.

“Karena ini jadi bagian penting dalam konstruksi perkara ini, apakah ada pengaturan dan juga relasi dengan proses penganggaran yang diduga ada alokasi ke sejumlah anggota DPR saat itu,” kata Febri.

BACA JUGA :  Menu Makan Malam dengan Tumis Tofu Ayam Cincang yang Gurih dan Lezat Dijamin Keluarga Ketagihan

Pada persidangan perkara e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto, Irvan mengakui ikut dalam rapat di ruko milik Andi Narogong tersebut. Irvan juga mengaku mengenal Andi Narogong dan adiknya Vidi Gunawan.

Bungkam Usai Diperiksa

Sementara itu, Irvan yang telah selesai menjalani pemeriksaan petang hari keluar dari markas pemberantasan korupsi. Wakil bendahara umum Partai Golkar itu enggan meladeni awak media yang melontarkan pertanyaan.

============================================================
============================================================
============================================================