JAKARTA, Today – Perum Jaminan Kredit Indonesia ( Jamkrindo) memprediksi, sisa tiga bulan sampai akhir tahun ini, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hanya akan mencapai 50 persen. Pasalnya, di tengah melamÂbatnya ekonomi belakangan ini, perbankan lebih berhati-hati menyalurkan KUR.
Bakti Prasetyo, DirekÂtur Penjaminan Jamkrindo, mengatakan, pemerintah memang telah mencairkan alokasi dana KUR senilai Rp 30 triliun sejak 14 Agustus lalu. Pemerintah juga meÂnargetkan paling sedikit peÂnyerapan KUR sebesar 90 persen. Namun, kata Bakti, hal itu tak berarti bank akan menyalurkan KUR secara masif. Sebaliknya, bank tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.
Dalam kondisi perlambatÂan ekonomi saat ini, papar Bakti, bank sangat memperÂhatikan tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL). “Asumsi saya, KUR serapannya mungkin baru 50 persen sampai akhir taÂhun. Sebab, tidak mungkin perbankan mengorbankan kualitas kreditnya,†ujar BakÂti, Minggu (6/9/2015).
Serapan KUR yang diperkirakan hanya bisa menÂcapai 50 persen tersebut tak lepas dari lambatnya program ini dijalankan. Sebagaimana diketahui, pemerintah baru menjalankan program KUR yang baru mulai pertengahan tahun ini. Seharusnya, KUR dilaksanakan pada kuartal dua tahun ini.
Nah, jika penyaluran KUR sampai akhir tahun ini hanya 50 persen, ini artinya pendaÂpatan Jamkrindo dari penjaÂminan KUR tahun ini bakal lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Bakti memprediksi, tahun ini porsi pendapatan JamkrinÂdo dari penjaminan KUR akan berkurang menjadi 63 persen dari posisi tahun lalu sebesar 68 persen. “Meskipun turun tipis, tapi risiko kredit yang akan dijaminkan oleh bank ke kami secara volume akan lebih banyak,†tandas Bakti.
Tahun ini, Jamkrindo berbÂagi dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) denÂgan porsi 50:50 untuk menÂjadi penjamin KUR tiga bank, yakni Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri. Jamkrindo sendiri akan menjamin KUR senilai Rp 15 triliun.
(Adil | net)