HLBank CIMB Niaga menjadi salah satu bank yang paling terkena dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini terlihat dari perolehan laba bersih bank yang dimiliki CIMB Group asal Malaysia per April 2015, turun 91,36 persen dari bulan yang sama tahun lalu (year on year).

Oleh : Adilla Prasetyo
[email protected]

Berdasarkan data Otori­tas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, perolehan laba bersih Bank CIMB Niaga hanyalah Rp 126,12 miliar. Capaian ini jauh menurun dibanding April 2014. Kala itu, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 1,39 triliun, atau turun hanya 0,71 persen dibanding April 2013.

BACA JUGA :  Kebakaran Hanguskan Minibus di Jalan Pantura Demak, Pengemudi Tewas

Dengan kenaikan risiko kredit itu, CIMB Niaga harus mengalokasikan biaya pro­visi atau pencadangan besar untuk menutupi kerugian akibat kredit macet tersebut. “Kondisi ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu ini berdampak pada kami karena terjadi peningkatan tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL),” kata Wan Razly Abdullah, Di­rektur Keuangan dan Strategi Bank CIMB Niaga di Jakarta, Selasa (23/6).

Berdasarkan laporan keuan­gan Bank CIMB Niaga per Ma­ret 2015, tingkat NPL Gross sebesar 4,18 persen dan NPL Nett sebesar 1,85 persen. NPL di akhir Maret tahun ini men­ingkat dibanding Maret 2014 dimana NPL Gross mencapai 2,64 persen dan NPL Nett sebe­sar 1,43 persen.

BACA JUGA :  Kordinatoriat PWI Bogor Timur dan PWI Kabupaten Bogor Gelar Santunan Yatim

Sejauh ini, Bank CIMB Niaga telah mengalokasikan biaya provisi sebesar Rp 1,5 triliun setiap kuartal. Harapannya, tingkat NPL Gross yang saat ini masih diatas empat persen bisa terus ditekan. “Walaupun untuk itu perolehan laba ber­sih kami bisa berkurang. Tapi kedepan ini akan memperbaiki kualitas aset dan pondasi bis­nis kami,” pungkas Wan.

============================================================
============================================================
============================================================