BOGOR TODAY – Masih adanya warga Kota Bogor yang mengadu tentang penolakan pasien di rumah sakit membuat Komisi D DPRD Kota Bo­gor, murka. Kejadian dialami pasan­gan Suami Istri Asih (35) dan Sodikin (37) warga Kedung Halang Wesel RT 01/03 Kelurahan Sukaresmi Kecama­tan Tanah Sareal, Kota Bogor. Mereka kemarin mengadu ke Komisi D DPRD Kota Bogor.

Asih mengatakan, pada 10 Okto­ber 2015 lalu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, dirinya dan suaminya mem­bawa bayinya Aisyah Putri yang baru berusia 6 bulan 18 hari ke RS Islam Budi Agung karena mengidap pen­yakit diare. Di RS tersebut, buah hat­inya dikasih obat oleh perawat yang dimasukan melalui anus. “Tapi hanya jeda dua menit perut anaknya panas, bola matanya ke atas, bibirnya kering lalu tidak sadarkan diri,” jelasnya.

BACA JUGA :  Kurangi Peradangan Pada Tubuh, Ini Dia Buah Terbaik yang Bisa Dikonsumsi

Lanjut Asih, dengan alasan kamar penuh pihak RS Islam Budi Agung merujuk ke RSIA Bunda Suryatni Pa­rung. lagi-lagi kekecewaan diterima pasangan suami istri ini karena anakn­ya hanya diterima dokter jaga dan diberi oksigen dan di konpres, dan di­minta untuk mengurus administrasi. Dirinya mengaku, waktu itu hanya membawa uang satu juta rupiah na­mun dengan alasan alat-alat untuk perawatan anaknya serba mahal sehingga dirinya harus memberikan uang jaminan sebesar Rp 8 juta.

Paling menyakitkan bagi Asih ada­lah setelah suaminya bersusah payah pada malam hari mengadakan uang Rp 8 juta dan diserahkan, dokter spe­cial baru datang sekitar pukul 10.45 WIB siang hingga anaknya tidak terto­long. “Iya anak saya meninggal sekitar pukul 11.45 WIB, saya sangat sakit, saya datang ke DPRD untuk mengadu­kan dan agar mendapat keadilan,” un­gkapnya.

BACA JUGA :  Hanya Pakai 3 Bahan Dapur Bisa Bikin Kinclong Kerak Tungku Kompor! Simak Ini

Menyoal laporan tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor, Dodi Setiawan, mengaku kesal dan marah atas sikap RS yang lebik mengedepan­kan bisnis dibanding pelayanan untuk menyelamatkan nyawa orang. “Ya saya marah, dan kami Komisi D akan datang ke RS itu, kami akan cek seperti apa kebenarannya,” bebernya.

Politikus partai Demokrat itu, menegaskan, tidak ada alasan bagi Rumah Sakit untuk memunda per­awatan hanya dengan alasan admin­istrasi atau uang jaminan. “Saya minta buat semua RS, utamakan dan dahu­lukan pelayanan karena orang sakit itu menyangkut nyawa dan nyawa itu tidak bisa dibeli dengan apapun,” kata dia dengan nada tinggi.

(Rizky Dewantara)

============================================================
============================================================
============================================================