PARA pekembang ternyata mengalami kesulitan membangun rumah seperti yang diprogram Presiden Joko Widodo lantaran harga tanah yang kian menggila. Masalah ini disoroti Indonesia Property Watch (IPW) dan mengaitkan ketersediaan lahan dalam program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
CEO IPW Ali TrangÂhanda khawatir, masalah lahan bisa membuat program penyediaan rumah rakyat ini berhenti di tengah jalan bila tidak mendapat perÂhatian serius.
“Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap beberapa pengembang rumah sederÂhana, land bank (cadangan laÂhan) dari pengembang tersebut diperkirakan hanya bertahan selama 2-3 tahun saja,†kata dia dalam paparan risetnya yang dimuat dalam situs resmi IPW, Sabtu (19/12/2015).
Artinya, sambung dia, setelah lahan yang tersedia habis maka para pengembang harus kembali membeli lahan. Hal itu tentu bukan perkara muÂdah untuk dilakukan mengÂingat harga tanah tentunya akan terus mengalami kenaiÂkan. Bila tidak dikendalikan pemerintah, harga tanah bisa melambung tinggi.
Hal ini tentu akan menjadi hambatan besar bagi program penyediaan rumah, karena berdasarkan peraturan yang berlaku saat ini, kenaikan harga rumah murah yang disubisi pemerintah lewat skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumaÂhan (FLPP) hanya diperkenanÂkan maksimal 5% per tahun. SeÂdangkan tanpa pengendalian, harga tanah bisa naik 15-20%.
“Akhirnya hal ini akan berÂdampak terhadap mahalnya harga rumah meninggalkan baÂtasan harga FLPP yang ada sebesar 5% per tahun. Bila terjadi maka Program Sejuta Rumah hanya tinggal keÂnangan saja,†tuturnya.
Untuk itu, ia mengaharapkan Pemerintah segera menseriusi penyediaan regulasi yang bisa menjamin ketersediÂaan cadangan lahan dalam jangÂka panjang dengan harga yang terjangkau dan stabil. Sehingga program sejuta rumah bisa tetap berjalan dan potensi berhenti di tengah jalan bisa dihindari.
“Program SeÂjuta Rumah dengan berbagai kendala harus dipertahankan, namun pemerÂintah harus segera melakukan langkah antisipatif terkait sustainability (keberlanjutan) program ini, jangan sampai berhenti di tengah jalan,†tegasnya.
(dtc)